Ketika wanita berperan sebagai ibu rumah tangga, maka segala peran strategis harus dilaksanakan, seperti membesarkan, mengasuh, mendidik anak-anak, serta me-maintance rumah. Keluarga menjadi prioritas utama dan kualitas generasi penerus itu, teramat tergantung pada ibu yang melahirkannya.
Peran seorang ibu pada anaknya sangat beragam, dapat berperan sebagai sahabat, Â guru, dan sumber inspirasi bagi anak-anaknya. Peran yang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak dapat dilakukan dengan baik.
Apalagi di saat pandemi seperti saat ini, ibu sangat berperan dalam mendampingi anak-anak saat melakukan aktivitas dan pembelajaran di rumah. Kenyamanan anak baik, secara mental maupun fisik amat diperhatikan.  Selain mendampingi anak dalam melaksanakan PJJ, ia juga harus membuat kegiatan yang produktif  bagi anak.
3. Wanita di Era Revolusi 4.0
Saat ini wanita dihadapkan pada tantangan baru, yaitu tantangan di era digital, eranya revolusi industri 4.0. Salah satu tantangannya adalah bagaimana mengubah pandangan masyarakat dan praktik budaya yang membatasi kemajuan wanita.Â
Di sisi lain, wanita dituntut  memiliki wawasan yang luas, cerdas, dan  juga melek teknologi. Di era revolusi ini segala hal diwarnai dengan sistem digital. Sistem yang bertujuan untuk memudahkan pekerjaan manusia sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien.Â
Era yang ditandai mulai merambaknya informasi yang disampaikan melaui media sosial, seperti Facebook, Youtube, Instragram, Twitter, Â dan lain sebagainya.
Pengakuan wanita sebagai salah satu ujung tombak pembangunan di era revolusi ini membuat wanita harus peduli juga terhadap perkembangan informasi dan komunikasi.Â
Hal ini mengingat penguasaan teknologi informasi dan komunikasi memberikan peluang yang lebih luas untuk maju dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan demikian, diharapkan wanita bisa menjalankan peran strategisnya dengan optimal
"Akan tetapi faktanya berdasarkan data dari International Telecommunication Union, menunjukkan bahwa prosentase pengguna teknologi informasi dan komunikasi perempuan masih lebih rendah dari laki-laki".Â
Adapun faktor-faktor penghambatnya di negara berkembang adalah pendidikan, bahasa, waktu, biaya, norma sosial dan budaya. Selain itu penelitian menyebutkan bahwa sebagian wanita Indonesia pengguna internet yang aktif, namun memiliki literasi digital yang rendah. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan yang rendah, kurangnya fasilitas, dan kurangnya pelatihan. Â