Hingga saat ini nama tersebut telah diganti menjadi  "Saba Budaya Baduy" sebagai upaya meminimalisir dampak akibat dari pariwisata namun tanpa menghilangkan pariwisata, kata Saba sendiri berasal dari bahasa Suku Baduy yang memiliki arti silaturahmi (Satria, 2021).Â
Sebenarnya nama "Saba Budaya Baduy telah ditetapkan pada Perda Kanekes. No 01 tahun 2007 yang berisikan peraturan kunjungan pada Suku Baduy, namum dalam pengimplementasiannya masih tidak maksimal. Hal ini juga disebaban masih sedikit masyarakat yang mengetahui terkait peraturan tersebut.
Indigenous Tourism Suku Baduy Masa yang akan Datang
Berdasarkan pemaparan tersebut, jika tidak dilakukan evaluasi dan pengkajian ulang terhadap peraturan yang mengatur perlindungan Suku Baduy dan peraturan tata cara kunjungan wisatawan terkait kunjungan pada desa adat Suku Baduy maka dapat dipastikan akan terjadi peningkatan tingkat kerusakan dan mengancam keberlanjutan di masa yang akan datang.
Namun melihat dari upaya yang telah dilakukan dengan penggantian nama "Saba Budaya Baduy" diharapkan mampu menjadi langkah awal yang baik. Namun melihat dari indigenous tourism pada Suku Baduy semakin menunjukkan bahwa penerapan prinsip-pinsip ekowisata dalam meraih tujuannya masih lemah sehingga hal ini juga berpotensi terjadi pada banyak destinasi ekowisata yang lainnya. Melihat hal sersebut konsep ekowisata pada masa yang akan datang tanpa perbaikan akan tetap menjadi sebatas konsep belaka tanpa ada aksi yang nyata.
Referensi
Ahdiat, A. (2022). Menolak Jadi Objek Wisata, Berapa Banyak Turis ke Baduy Tiap Tahun?. Diakses pada 05 Desember 2022.
Fandeli, C. (2000). Pengertian dan konsep dasar ekowisata. Yogyakarta, Fakultas Kehutanan UGM.
Peraturan Desa Kanekes Nomor 01 Tahun 2007 tentang Saba Budaya dan Perlindungan Masyarakat Adat Tatar Kanekes (Baduy)
Perda Lebak No. 13 Tahun 1990 tentang Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Adat Masyarakat Baduy di Kabupaten Daerah Tingkat II Lebak.
Satria, (2021), Mahasiswa UGM Ungkap Fakta Pergantian Istilah Wisata Budaya menjadi Saba Budaya Baduy. Diakses pada 05 Desember 2022
Trisna Pratiwi Arcana, K. and Wiweka, K. (2018) "A STUDY OF INDIGENOUS TOURISM PRODUCT DEVELOPMENT CASE STUDY: THE BADUY, SOUTH BANTEN, WEST JAVA", Jurnal Ilmiah Hospitality Management, 7(1), pp. 65-74. doi: 10.22334/jihm.v7i1.99.