Semakin banyak film animasi yang menyisipkan pesan ekologis, agar penonton tergerak untuk selalu mencintai dan menjaga bumi. Salah satu film animasi yang menggambarkan kondisi distopia dengan bumbu romansa dan petualangan adalah White Plastic Sky.
Animasi produksi negara Hungaria dan Slowakia ini berlatar di Budapest, ibu kota Hungaria, pada tahun 2123. Pada era tersebut bumi sudah rusak, sumber daya menipis karena flora dan fauna sudah sangat langka, bahkan tidak terlihat di sana.
Para manusia tinggal di sebuah tempat yang terlindungi oleh kubah raksasa. Agar kehidupan manusia tetap berlangsung, para ilmuwan dan pemerintah menerapkan aturan bagi warga yang telah berusia 50 tahun untuk memberikan nyawanya. Mereka akan menanam implan di tubuh mereka sehingga beberapa waktu kemudian tubuh mereka akan berubah menjadi pohon.
Adalah Thomas yang terkejut ketika mengetahui istrinya, Nora, menjadi sukarelawan. Padahal Nora baru berusia 32 tahun. Ia pun melakukan berbagai cara agar istrinya yang telah dikirim ke 'perkebunan' agar tidak bertransformasi menjadi pohon. Namun upayanya tak mudah. Ia dan istrinya mungkin tak bisa kembali.
Cerita yang Imajinatif dan Menyentuh
Di awal kupikir film ini memiliki tema serupa dengan film In Time (2011) yang dibintangi Justine Timberlake, Amanda Seyfried, dan Cillian Murphy. Di film In Time, warga hanya punya waktu hidup 25 tahun. Setelah waktunya habis, mereka akan meninggal.
Namun ternyata film ini punya isu yang lebih dalam dan unik daripada In Time, pasalnya manusia usia 50 tahun ke atas dan sukarelawan akan diubah menjadi pohon untuk sumber daya di kota tersebut. Hal ini dikarenakan manusia sudah tak punya apa-apa lagi setelah alam lingkungan hancur.
Penonton diajak berjalan-jalan menyusuri 'perkebunan' di mana manusia setelah diimplan benih pohon, berangsur-angsur menjadi pepohonan. Menakjubkan, namun sekaligus mengerikan.
Dalam cerita yang ditulis dan disutradarai oleh Tibor Bnczki dan Sarolta Stab ini penonton juga diajak menyusuri daerah ghetto yang sepi, dengan pemukiman yang terbenglalai dan tidak ada penghuninya. Sementara kota berkubah aman dari cuaca, daerah di luar kubah menghadapi ancaman cuaca ekstrem.
Selain ceritanya yang imajinatif dan unik, penonton akan diajak mengetahui penyebab Nora nekat menjadi sukarelawan dan berniat membuang waktu 18 tahunnya. Ya, ada kisah cinta dari orang biasa di sini, si suami, yang nekat melakukan apa saja agar istrinya tetap hidup.
Visual animasi yang tayang perdana 17 Februari 2023 di Festival Film Internasional Berlin ini menakjubkan. Art style-nya unik dan impresif. Animasi ini detail dan mampu menangkap ekspresi dan emosi para karakternya dengan apik. Hal ini dikarenakan animasi ini mengkombinasikan animasj 3D dan teknik rotoscoping.Â
Teknik rotoscoping mengubah gambar nyata menjadi animasi. Dalam animasi ini kedua pemeran utama yang juga mengisi suara Thomas dan Nora, Tams Keresztes dan Zsfia Szamosi berakting di studio tanpa latar lalu adegan tersebut kemudian digambar.
Dari animasi ini penonton bisa mendapatkan pesan tentang pentingnya menjaga alam lingkungan juga tidak rakus dalam mengeksploitasi sumber daya termasuk flora fauna karena suatu saat semuanya bisa hilang. Manusia akan sulit hidup jika air, flora fauna semuanya lenyap dan alam lingkungan rusak bjnasa.
Animasi ini meraih berbagai nominasi di ajang animasi bergengsi. White Plastic Sky berhasil mendapatkan Special Mention di kategori Grand Competition Feature Film di Zagreb World Festival of Animated Films 2023. Oh iya kalian bisa menyaksikan animasi Eropa Timur ini di platform KlikFilm.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H