Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Burning Days dan Evil Does Not Exist Ramaikan Peringatan Hari Sungai Nasional

31 Juli 2024   14:13 Diperbarui: 31 Juli 2024   14:21 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takumi dan Hana suka mengeksplorasi hutan dan pegunungan (sumber gambar: Asian Film Archive) 

Burning Days yang Bikin Penonton Ikut Merasa Gerah
Burning Days merupakan film Turki yang naskahnya ditulis dan disutradarai oleh Emin Alper. Film ini mengisahkan sosok Emre (Selahattin Pasali), seorang jaksa penuntut umum yang ditugaskan di kota kecil bernama Balkaya. Di sana ia menjumpai kebiasaan warga yang berburu babi hingga di dalam kota. Ia juga menyelidiki lubang besar (sinking hole) yang muncul di pinggiran kota. Ia juga melihat antrian warga  membawa jurigen untuk mendapatkan air bersih.

Emre ditugaskan di kota kecil yang gersang (sumber gambar: Gallery Film) 
Emre ditugaskan di kota kecil yang gersang (sumber gambar: Gallery Film) 

Masalah air menjadi isu utama di kota tersebut. Para politisi berlomba memberikan solusi air ini untuk pemilihan walikota berikutnya. Emre kemudian masuk dalam pusaran polemik air ini.

Pada awal film, penonton diajak melihat lubang besar yang ada di pinggiran kota. Lubang tersebut demikian besar, sementara latar di sekelilingnya semacam gurun pasir yang membentang luas.

Selanjutnya penonton langsung diperlihatkan dengan kesulitan warga mengakses air bersih. Air kran tidak ada yang menetes. Setiap hari terlihat antrian warga untuk mendapatkan air. Emre juga mengalami hal yang sama. Air di rumah sewanya juga tidak mengalir.

Konflik diperkeruh dengan pencarian pelaku pemerkosaan (sumber gambar: filmstarts) 
Konflik diperkeruh dengan pencarian pelaku pemerkosaan (sumber gambar: filmstarts) 


Ini begitu kontras dengan adegan berikutnya di mana memperlihatkan danau yang jernih dan luas di pinggiran kota. Kemudian ada rumah-rumah besar milik pejabat yang kamar mandinya penuh dengan air dan tak pernah kesulitan mengakses air. Ada apa sebenarnya dengan pengelolaan dan penyaluran air di kota ini?

Film ini menggunakan konflik yang berlapis. Isu utama dibungkus dengan konflik lainnya seperti pencarian pelaku pemerkosaan seorang gadis Gypsi dan perburuan hewan liar yang berlebihan.

Visual sinking hole-nya menyeramkan (sumber gambar: Daily Sabah) 
Visual sinking hole-nya menyeramkan (sumber gambar: Daily Sabah) 

Jajaran pemain memberikan performa yang apik, terutama di bagian menjelang akhir film, yang terasa ketegangannya. Nuansa Turki memang kurang terasa di sini, bahkan penggambaran kota ini seperti penggambaran kota-kota di Amerika Latin ala Hollywood.

Namun yang paling membekas di film ini adalah visualisasinya dan bagaimana sutradara memperlakukan tiap adegan sehingga penonton bisa ikut merasai suasana gerah di film ini, baik karena cuaca panas dan begitu terbatasnya air, maupun gerah karena situasi politik dan permainan kotor yang dilakukan beberapa pihak. Gambar-gambar gurun yang gersang, air kran yang tidak mengucur, keringat, serta warga yang kepanasan mengantri air membuat penonton ikut kegerahan. Apalagi gambar-gambar di gurun ini begitu terang.

Di tengah gurun ada danau yang menyegarkan (sumber gambar: MUBI) 
Di tengah gurun ada danau yang menyegarkan (sumber gambar: MUBI) 


Kondisi ini dikontraskan dengan adegan di kamar mandi pejabat dengan air yang berlimpah kemudian gambar danau yang luas dan jernih. Penonton seperti juga ikut merasai kelegaan dan segarnya mandi di danau. Apresiasi buat Christos Karamanis si sinematografer dan divisi artistik yang bisa menghadirkan suasana seperti yang ingin disampaikan sang sutradara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun