Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merayakan Hari Kebangkitan Nasional di Muskitnas dengan Workshop Jamu

20 Mei 2024   21:25 Diperbarui: 20 Mei 2024   21:57 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oma kembar ini masih tangkas dan lincah padahal usianya sudah 75 tahun. Mereka rajin mengonsumsi jamu (dokpri) 

Pagi pukul 09.30 WIB Museum Kebangkitan Nasional (Muskitnas) ramai oleh pengunjung. Sebagian adalah peserta upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang menggunakan busana tradisonal. Sebagian lagi adalah peserta workshop yang diadakan dalam rangka memeriahkan Harkitnas. 

Ada dua workshop yang diadakan hari ini, yakni workshop membuat jamu dan workshop membuat parfum. Pesertanya begitu banyak, pria dan perempuan, dari berbagai layar belakang. Mereka nampak begitu antusias mengikuti jalannya workshop. 

Eh kenapa pada Hari Kebangkitan Nasional ini diadakan dua jenis workshop tersebut ya? Ehm sepertinya ini ada kaitannya dengan beberapa koleksi Muskitnas yang berkaitan dengan jamu dan rempah-rempah. Jamu juga telah ditetapkan resmi sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO tahun 2023.

Di Ruang Pengobatan Tradisional, ada cerita tentang dukun jampi atau dukun herbal dan dukun beranak yang harus memiliki kemampuan salah satunya yakni membuat jamu. 

Ada cerita tentang jamu di Muskitnas (dokpri) 
Ada cerita tentang jamu di Muskitnas (dokpri) 

Lalu ada juga bagian tentang tanaman obat nusantara beserta koleksi gandik, pipisan jamu, dan kotak obat suku Dayak. Nah menurut cerita yang masuk dalam koleksi pameran Muskitnas, tradisi menggunakan tanaman sebagai bahan obat ini sudah dikenal lama dengan adanya relief di candi Borobudur, Penataran, dan Prambanan. Racikan obat-obatan dari tanaman juga tertuang di naskah-naskah pada lontar dari Jawa, Bali, hingga Sulawesi Selatan. 

Dalam Serat Centini yang diterbitkan pada tahun 1814 disebutkan kebiasaan suku Jawa untuk membuat dan meminum jamu untuk kesehatan dan pengobatan. Keraton Solo juga memiliki kitab Kawruh Bab Jampi-jampi Jawa yang di dalamnya memuat 1.734 racikan tanaman-tanaman obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. 

Ada koleksi gandik dan pipisan namun (dokpri) 
Ada koleksi gandik dan pipisan namun (dokpri) 

Ada kotak obat suku Dayak di Muskitnas (dokpri) 
Ada kotak obat suku Dayak di Muskitnas (dokpri) 

Sementara Lontar Usada adalah kitab pengobatan tradisional Bali menggunakan bahan dari tanaman dan hewan. Isinya komplet, dari bahan-bahan, cara pengolahan, cara penggunaan, dan khasiatnya bagi tubuh. Obat batuk anak, misalnya. Bahannya ada akar tapal liman, bawang tambus, akar ketepeng, kelapa bakar, daun dan akar sokanatar yang semuanya diramu lalu diminum. 

Pengobatan tradisional ini kemudian diakui oleh bangsa Eropa dengan adanya De Medicina Indorum (Ilmu Pengobatan Orang Hindia) yang ditulis oleh Jacob Bontius tahun 1642. Selanjutnya pada tahun 1684 Hermann Nikolaus Grimm mempublikasikan Pharmacopoeia indica yang memuat daftar tanaman dan hewan yang berkhasiat sebagai bahan obat-obatan. Lalu juga ada Bataviasche Apotheek yang terbit di Batavia tahun 1746 yang berisikan katalog tanaman herbal. 

Koleksi yang melengkapi ruangan ini adalah gandik dan pipisan jamu yang merupakan pasangan baru untuk menggiling atau menumbuk bahan jamu untuk memudahkan pengambilan sari patinya. Kemudian juga ada kotak obat suku Dayak yang berisi alat, bahan, dan ramuan tradisional suku Dayak. 

Di ruang lainnya ditempatkan peta daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia dengan jenis rempah-rempahnya yang populer di dunia. Ada jahe, gaharu, lada, cendana, pala, cengkeh, kayu manis, dan kapur barus. 

Ada ruang tentang rempah-rempah Nusantara (dokpri) 
Ada ruang tentang rempah-rempah Nusantara (dokpri) 

Nah, kapur barus,  gaharu, dan cendana ini termasuk rempah aromatik, yang tak hanya bermanfaat untuk pengobatan, namun juga memiliki manfaat yakni aromanya yang harum. Sama seperti pengobatan tradisional, Indonesia juga memiliki cerita panjang berkaitan dengan aromatik, baik untuk ritual keagamaan maupun untuk fungsi lainnya.  Oleh karena itu workshop parfum juga memiliki kaitan dengan sejarah panjang rempah-rempah di Indonesia. 

Bahan parfum juga ada dari kayu manis, lada, pala, cengkeh, dan rempah lainnya (dokpri) 
Bahan parfum juga ada dari kayu manis, lada, pala, cengkeh, dan rempah lainnya (dokpri) 

Bahan parfum modern dari rempah-rempah juga banyak. Ada lada, kayu manis, asam, pala, lada, jahe, cengkeh, pekak, akar wangi, dan kapulaga sabrang. 

Belajar Membuat Jamu Beras Kencur, Kunyit Asem, dan Jamu Komplet
Ibu guru kembar Rossy dan Rian dengan telaten mengajarkan peserta workshop membuat jamu. Bergantian mereka memperkenalkan bahan-bahan jamu, cara memasak, dan menjelaskan manfaatnya. 

Jamu paling muda adalah beras kencur yang baik untuk menjaga vitalitas. Bahannya beras dua sendok yang direndam semalaman, kencur lima buah, air matang dua gelas, sedikit garam, dan gula secukupnya. Semua bahan ini diblender lalu disaring. Siap deh diminum. 

Dengan telaten kami diajarkan cara membuat jamu (dokpri) 
Dengan telaten kami diajarkan cara membuat jamu (dokpri) 

Menu berikutnya adalah jamu kunyit asam. Caranya iris tipis kunyit dan rebus dalam kuali tanah liat. Dua buah kunyit, seperempat asam Jawa, gula merah, dan air lima gelas. Kunyit asam baik untuk meredakan nyeri saat datang bulan bagi perempuan, menjaga stamina, dan untuk menjaga kesehatan tulang.  Jamu ini segar, asam manis dan bisa ditambahkan es batu. 

Oma kembar ini masih tangkas dan lincah padahal usianya sudah 75 tahun. Mereka rajin mengonsumsi jamu (dokpri) 
Oma kembar ini masih tangkas dan lincah padahal usianya sudah 75 tahun. Mereka rajin mengonsumsi jamu (dokpri) 

Sedangkan jamu komplet baik sakit tenggorokan, batuk, dan ketika mengalami gejala Covid. Namun jamu komplet juga bisa diminum untuk menjaga daya kekebalan tubuh. Jamu ini punya bahan yang banyak dari pekak atau bunga lawang, cengkeh, kapulaga, jahe, kayu manis, daun pandan, serai, dan gula merah. Rasanya enak dan hangat di tubuh. 

Jejak Kebangkitan Nasional dari Boedi Oetomo
Selepas acara workshop, aku berkeliling
museum. Ini kunjungan ke sekian di museum ini namun aku tidak pernah bosan. Ada banyak jejak kebangkitan nasional di sini,  seperti Ruang Memorial Boedi Oetomo yang menjadi saksi bisu terbentuknya organisasi modern pertama di Indonesia pada 20 Mei 1908. 

Kemudian juga ada lambang Boedi Oetomo, susunan kepengurusan, para ketua Boedi Oetomo, kongres, dan patung dada para pengurus Boedi Oetomo. Pendiri dan ketua Boedi Oetomo adalah Soetomo, sedangkan penggagasnya adalah dokter Wahidin Soedirohoesodo. 

Para mahasiswa Stovia dipimpin Soetomo mendirikan Boedi Oetomo (dokpri) 
Para mahasiswa Stovia dipimpin Soetomo mendirikan Boedi Oetomo (dokpri) 

Ruang koleksi Boedi Oetomo di Muskitnas (dokpri) 
Ruang koleksi Boedi Oetomo di Muskitnas (dokpri) 

Sedangkan nama Boedi Oetomo merupakan usulan dari Soeradji Tirtonegoro. Nama ini diambil dari ucapan Soetomo kepada dokter Wahidin, "Meniko satunggaling pedamelan ingkang sae, nilakaken budi ingkang utami."

Lantas seperti apakah kebangkitan nasional pada era sekarang? Apakah kita bisa meneruskan semangat dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dr Soetomo dan kawan-kawan untuk menjaga tingkah laku yang baik dan luhur?

Apakah kita bisa memanfaatkan sumber daya rempah-rempah dan pengetahuan nenek moyang kita sebagai negeri kaya rempah-rempah dengan menjadi pusat parfum dan jamu di tingkat dunia? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun