Tatanan Museum Musik Indonesia saat ini lebih mirip koleksi arsip dibandingkan tatanan koleksi museum pada umumnya. Tidak seperti dulu di mana aku mudah melihat cover kaset dan mengamatinya, saat ini aku harus memeriksa nama penyanyi, asal negara, dan sebagainya lalu meminta ijin untuk melihatnya.Â
Memang model penyimpanan seperti ini lebih tertata dan lebih aman. Bagi yang melakukan riset tentang musik Indonesia, maka bakal lebih mudah dalam melakukan pencarian karena sudah ditata secara sistematis.
Di tempat lainnya juga ada lemari kaca yang menyimpan koleksi kaset berdasarkan asal musiknya. Seperti kaset Remy Silado dari Sulawesi Selatan dan kaset kecak dari Bali.
Koleksi lainnya adalah lemari kaca khusus untuk koleksi Iwan Fals dan God Bless, ruang khusus untuk Dara Puspita, foto-foto musisi Indonesia, dan juga alat musik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.
Dari segi tata pamer dan visual, menurutku Museum Musik Indonesia ini perlu pembenahan karena kurang menarik untuk pengunjung dari kalangan muda. Namun aku memaklumi karena museum ini telah mengalami beberapa kali perpindahan lokasi. Apakah kali ini lokasi mereka permanen?
Lain halnya dengan pengunjung yang memang antusias dengan musik Indonesia dan ingin melakukan berbagai penelitian tentang musik Indonesia.
Museum ini adalah perpustakaan musik yang komplet di mana ada lebih dari 40 ribu koleksi yang sebagian merupakan sumbangan masyarakat. Selain itu koleksinya sudah ditata secara sistematis sehingga akan memudahkan untuk proses penelusurannya.
Museum ini dibangun oleh mereka yang sangat mencintai musik. Keantusiasan ini terlihat dari para pengelolanya yang sangat ramah dan senang jika ada pengunjung yang doyan musik. Aku langsung klik dan ngobrol banyak hal dengan kedua pengelolanya.