Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Naratif | Pasar Malam

15 Mei 2024   23:50 Diperbarui: 15 Mei 2024   23:55 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah kalian pernah kangen dengan pasar malam? (Sumber gambar: pixabay/surprising-snapshots) 


Suatu ketika aku berkunjung ke sebuah kota
Kota yang ukurannya lebih kecil dari kampung halaman
Saat malam, aku melihat keramaian
Kutanya ke pengemudi, katanya ada pasar malam

Senyampang aku belum lelah aku minta diturunkan
Aku juga penasaran dengan pasar malam
Biasanya banyak jajanan murah
juga ada komidi putar

Pasar malam itu sederhana
Hanya memanfaatkan satu jalan yang lumayan panjang
Lalu ada komidi putar di lapangan
Aku mulai menjelajah dengan antusias

Pasar malam itu cukup meriah
Ada banyak penjual menggelar dagangan
Dari jajanan murah hingga pakaian
Juga ada penjual lampu dan mainan anak

Banyak pedagangnya
Beragam dagangan yang dijual
Tapi sepi pembelinya
Ternyata yang rame hanya musiknya

Dari mulut hingga ujung jalan
Pembelinya tidak seberapa
Musik yang berdendang tak mampu mencerahkan
Beberapa pedagang mulai berkemas

Kubeli kacang rebus dan wedang hangat
Pasar malam hanya nostalgia
Sudah usang di era sekarang
Mereka yang datang hanya bernostalgia

Aku berjalan menuju komidi putar
Wahana hiburan juga sepi yang datang
Penjaganya mulai terkantuk, lelah dan bosan
Meski hanya aku, mesin komidi putar dijalankan

Kuda-kuda komidi putar tak lagi cemerlang
Semuanya usang, beberapa bagian mengelupas
Sambil menikmati putaran demi putaran
Masa laluku pun diputar

Pasar malam hiburan yang dinantikan
Baik anak-anak hingga kaum dewasa
Kami jajan hingga duit tak ada
Lalu kami naik wahana hiburan

Wajah-wajah bahagia terbayang
Kami tertawa gembira menikmati semuanya
Menikmati jajan murah dan menyesapi suasana
Kami bergandengan tangan

Pasar malam hanya kenangan
Kenangan yang manis bagi yang pernah merasainya
Kutinggalkan arena pasar malam
dan kuberjalan menuju penginapan

Aku sepertinya tersesat
Aku di mana sekarang
Kutengok ke belakang pasar malam sudah tiada
Yang ada malah jalanan rame dengan kafe di kiri kanan

Pasar malam hanya kenangan
Kemeriahan pedagang dan pembeli hanya nostalgia
Kini kebahagiaan ada di kafe-kafe terkenal
juga gawai yang penuh aplikasi hiburan

Tangan kiriku masih membawa wedang
Tangan kananku masih ada kacang
Kureguk wedang dan kumakan kacang
Aku kembali berada di pasar malam yang meriah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun