Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tua Muda Nikmati Pentas Sengkuni Gugur oleh Wayang Orang Bharata

12 Mei 2024   13:49 Diperbarui: 12 Mei 2024   21:20 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awal muka pertemuan Pandu dengan Haryo Suman alias Sengkuni. (Dokumentasi Pribadi)

Tapi untunglah cerita langsung berlanjut ke adegan yang epik di mana Eyang Semar dan Kresna hadir memberikan wejangan ke Pandawa tentang pemilihan panglima perang untuk menghadapi Sengkuni. 

Sengkuni meskipun kesaktiannya di bawah Pandawa, namun memiliki ilmu kebal karena pernah membalurkan minyak tala, warisan Pandu, ke seluruh tubuhnya.

Bagian ketika Semar dan Kresna muncul hingga penunjukkan Bima untuk menghadapi Sengkuni di sini bagian yang epik. (Dokumentasi Pribadi)
Bagian ketika Semar dan Kresna muncul hingga penunjukkan Bima untuk menghadapi Sengkuni di sini bagian yang epik. (Dokumentasi Pribadi)

Menurutku bagian ini salah satu yang epik dan haru. Demikian juga adegan ketika Werkudoro alias Bima dengan berani beradu kesaktian dengan Sengkuni.

Pemeran Sengkuni salah satu yang kuberikan aplaus meriah. Ada dua pemeran Sengkuni, Sengkuni muda dan Sengkuni tua. Bagian transformasi Haryo Suman yang tampan beralih ke Sengkuni yang buruk rupa nampak meyakinkan. Pemeran Sengkuni tua juga memberikan performa yang apik. Ia lincah dan tangkas bertarung dengan Bima, dengan koreografi yang apik.

Setiap penampil di sini berakting dan menari dengan luwes. Make up dan kostumnya pas, sehingga ketika melihat desain kostum dan aksesorinya penonton langsung tahu tokoh yang diperankan.

Tata panggung dan tata pencahayaan juga pas. Transisi ketika berganti latar tempat dan waktu juga halus. Aku paling suka ketika pemeran Sengkuni muda dan tua berdiri dengan posisi bertolak belakang dan kemudian berjalan memutar dengan posisi Sengkuni tua kini menghadap ke depan penonton. Sehingga penonton paham bahwa cerita berjalan sekian tahun kemudian.

Pemeran Sengkuni tua dan muda patut mendapat aplaus meriah. (Dokumentasi Pribadi)
Pemeran Sengkuni tua dan muda patut mendapat aplaus meriah. (Dokumentasi Pribadi)
Musiknya full gamelan dan karawitan. Musik juga disumbang oleh beberapa tokoh yang juga pandai bernyanyi.

Wah aku jadi ingin suatu saat nonton lagi pertunjukan wayang orang. Salam budaya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun