Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Peringatan Hari Warisan Dunia ala Museum Kebaharian Jakarta

18 April 2024   23:24 Diperbarui: 19 April 2024   13:51 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Firman dari Museum Kebaharian menjadi pemandu kegiatan walking tour (dokpri) 

Hari ini (18/4) diperingati sebagai Hari Warisan Dunia. Museum Kebaharian Jakarta memperingati  Hari Warisan Dunia dengan mengadakan tur sejarah ke beberapa cagar budaya yang ada di sekeliling Museum Kebaharian Jakarta. Tempat-tempat tersebut adalah Tembok Kota Batavia sisi utara, Pasar Hexagon, dan Tempat Pelelangan Ikan. 

Sekitar pukul 09.30 WIB, peserta berjalan kaki dari museum menuju Tembok Kota Batavia bagian utara. Tembok kota ini sebagian ada di wilayah museum, lainnya ada yang terbengkalai dan kurang terawat. 

Tembok kota Batavia sebelah utara mengelilingi area yang sekarang hanya berupa reruntuhan. Dulunya tembok tersebut adalah bagian dari pertahanan VOC melawan musuh. Tapi kemudian menjadi gudang logistik. Bertahun-tahun kemudian di balik tembok sempat ada hunian liar. Temboknya juga pernah mengalami vandalisme. 

Firman dari Museum Kebaharian menjadi pemandu kegiatan walking tour (dokpri) 
Firman dari Museum Kebaharian menjadi pemandu kegiatan walking tour (dokpri) 
Sejak tahun 2023, tembok kota ini mulai dipugar. Struktur tambahan mulai dihilangkan. Hasil vandalisme mulai dibersihkan. Bagian tembok yang dulu bekas pos pantau juga mulai dirapikan. 

Bekas pos pantau tembok kota Batavia (dokpri) 
Bekas pos pantau tembok kota Batavia (dokpri) 
Jalan di sekitar tembok tersebut kini sudah nyaman untuk digunakan berjalan kaki atau naik sepeda. Tapi sisi yang dekat dengan sungai itu masih penuh dengan tanaman liar yang kurang terawat. Beberapa bagian tembok juga mulai tertutup tanaman liar. Dengan adanya acara walking tour ini diharapkan mendatang kawasan ini makin dirawat dan dikelola dengan baik karena tembok kota Batavia ini memiliki sejarah panjang berkaitan dengan Jakarta saat ini. 

Di balik tembok sempat menjadi gudang logistik. Sisa struktur bangunan masih ada (dokpri) 
Di balik tembok sempat menjadi gudang logistik. Sisa struktur bangunan masih ada (dokpri) 
Tujuan berikutnya adalah Pasar Hexagon yang pada tahun-tahun mendatang direncanakan akan menjual aneka kerajinan tangan. Di kawasan ini juga ada tempat semacam amphiteater mini yang bisa dibuat menjadi tempat pertunjukan. Nantinya juga akan ada penjual makanan juga mushola dan toilet. Pasar ini sudah dibangun sejak tahun 2016, namun pembangunannya kurang berjalan lancar.

Pasar Hexagon ini awalnya merupakan pasar ikan yang dibangun tahun 1920. Tempat ini pernah direnovasi tahun 1959, lalu pernah menjadi Balai Penelitian Kelautan. Dulu juga pernah ada aquarium besar di sini sehingga dikenal sebagai aquarium besar. Tak heran jika rumah susun yang tak jauh dari lokasi pasar diberi nama Kampung Susun Akuarium. 

Pasar Hexagon akan menjadi pusat suvenir dan hiburan melengkapi cerita tentang sejarah Kebaharian Jakarta (dokpri) 
Pasar Hexagon akan menjadi pusat suvenir dan hiburan melengkapi cerita tentang sejarah Kebaharian Jakarta (dokpri) 
Tujuan terakhir adalah tempat yang dulunya tempat pelelangan ikan yang mulai dipugar dan kini menjadi semacam museum mini. Ada patung ikan dari keramik yang menyambut para pelancong. 

Di sini ada sejarah dan juga ikan-ikan yang merupakan tangkapan besar di Teluk Jakarta. Ada tuna, cumi, julung-julung, kakap merah, kerang ijo, belanak, dan ikan sembilang.

Disambut patung ikan di bekas TPI (dokpri) 
Disambut patung ikan di bekas TPI (dokpri) 
Rupanya pasar ikan ini sudah dibangun sejak tahun 1631 oleh pemerintahan kolonial Belanda. Ketika Batavia ditetapkan sebagai kota praja, bangunan pelelangan ikan mengalami perubahan. Tahun-tahun berikutnya pasar ikan ini terus mengalami perubahan. Tahun 1993 tempat ini ditetapkan sebagai cagar budaya. Lalu sejak tahun 2017, pasar ikan dan tempat pelelangan ikan ini dibangun seperti bangunan awalnya. Kini menjadi bagian Dinas Ketahanan Pangan. Struktur lama dan asli disimpan dan ditutup kaca.

Pasar ikan dan tempat pelelangan ikan ini telah berusia ratusan tahun (dokpri) 
Pasar ikan dan tempat pelelangan ikan ini telah berusia ratusan tahun (dokpri) 
Pengunjung juga bisa menyaksikan foto-foro lawas aktivitas penjual dan pembeli di pasar ikan pada tahun 1930-1950an. Juga ada foto kapal Bugis tahun 1930an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun