Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Bernostalgia Bareng Edisi 50 Tahun Majalah Bobo

3 Juli 2023   19:26 Diperbarui: 5 Juli 2023   14:00 1754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini majalah Bobo 50 Tahun yang kupesan mendarat di halaman rumah. Sebuah koleksi terbatas memuat lebih dari 50 cerita dengan total 100 halaman. Membuka lembaran demi lembaran buku ini membuatku tersenyum dan ingat beberapa masa.

Majalah Bobo menjadi teman saat aku masih belajar membaca. Dulu di rumah ada banyak bacaan, dari serial petualangan Tintin, buku-buku komik Eropa, karya Herge, buku dongeng Hans Christian Andersen hingga berbagai majalah anak-anak. Favoritku adalah majalah Bobo. Alasan pertama, aku suka ilustrasinya.

Majalah Bobo yang ada di rumah sepertinya warisan dari masa ke masa. Pasalnya, aku menjumpai Bobo edisi akhir tahun 70-an dan awal tahun 80-an. Mungkin paman atau bibiku yang membelinya. Sampul majalah dan jenis kertasnya relatif berbeda dengan saat ini. Kertasnya lebih rapuh, dan seingatku covernya menampilkan sosok Bobo dengan ukuran yang besar.

Ada masa ketika kami kemudian hidup sangat pas-pasan sehingga untuk membeli buku bacaan adalah sebuah hal yang istimewa. 

Saat itu aku lebih sering meminjam majalah Bobo ke sepupu dan ke taman bacaan. Kadang-kadang aku beruntung menemukan pedagang loak keliling yang menjajakan majalah Bobo bekas. Wah ketika menemukannya aku dan kakak bersorak, kami mengumpulkan uang jajan yang ada saat itu dan menghabiskan uang tersebut.

Baru ketika perekonomian keluarga kami mulai membaik, ayah memberiku hadiah langganan satu tahun majalah Bibi ketika mendapat juara kelas. Itu sungguh menyenangkan. Aku mendapatkan beberapa hadiah dari Bobo, dari bundel kini majalah Bobo, juga pernak-pernik yang biasa disukai anak-anak.

Bonus Bobo  masa kecil masih kusimpan sampai kini (dokumen pribadi) 
Bonus Bobo  masa kecil masih kusimpan sampai kini (dokumen pribadi) 
Baru ketika duduk di bangku SMP, aku sudah sangat jarang membaca majalah Bobo. Paling-paling membaca majalah punya sepupu atau ketika menemukannya di perpustakaan.

Aku memerhatikan majalah Bobo dari tahun ke tahun, dari akhir 70-an hingga awal 2000-an. Tokoh-tokoh ikonik majalah Bobo seperti keluarga Bobo, Cerita dari Negeri Dongeng, Bona dan Rong Rong, juga Paman Kikuk dipertahankan. Namun dulu-dulu juga ada cerita Pak Janggut, Deni Manusia Ikan, cerita-cerita bergambar bersambung yang juga muncul di majalah Nina, serta cerita berseri tentang petugas pos dengan sepeda tuanya.

Dari segi sampul dan ilustrasi, aku lebih menyukai  Bobo sekitaran tahun 70-an dan 80-an. Dari segi coretan dan ilustrasinya begitu hidup. 

Cerita Nirmala dan Oki, juga cerita Juwita dan Si Sirik seperti ilustrasi buku dongeng fantasi. Namun, bukan berarti era berikutnya kurang bagus, karena pasti mengikuti minat pembaca era tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun