Aku kemudian berkeliling melihat-lihat komik lokal. Wah semakin banyak komik lokal yang keren. Beberapa di antaranya mengusung tema superhero dan cerita sehari-hari yang dikemas menarik. Ada jagoan berdisabilitas bernama Petir. Juga ada jagoan bernama Sayuti Koboi Betawi.
Nah, aku kemudian singgah ke booth Bumilangit. Aku cukup lama mengobrol di sini dari prospek film Bumilangit ke depan, seperti Tira dan Godam,  juga komik lainnya yang baru rilis. Serial Tira sudah hampir selesai, tinggal  editing dan kemudian di-launching. Sambutan penonton Disney+ juga bagus akan film Sri Asih. Namun ada juga hal lainnya yang membuat rencana berubah. Kami berbincang agak lama baru kemudian aku berpindah ke panggung cosplayer.
Di panggung cosplayer ada Reika cosplayer dari Jepang. Juga ada Rian dan Yumaki. Ketiganya membahas prospek menjadi costume maker. Dari kecintaan akan kostum karakter, membawa mereka ke dunia cosplayer dan kemudian membuat kostum sendiri.
Kostum-kostum tersebut bukan sembarang kostum, karena dibuat dengan teliti dan melalui riset. Reika bercerita ketika membuat kostum Kenshin, ia datang langsung ke perguruan kendo dan mempelajari kostumnya.
Sama halnya dengan Reika, dua cosplayer dan costume maker Indonesia bercerita bila kecintaan mereka diawali dari kekaguman akan kostum Ironman. Dari situ mereka belajar menjahit, mengenakannya dan kini sibuk berprofesi jadi pembuat kostum. Kostum mereka makin dilirik industri perfilman nasional. Bahkan sudah diekspor hingga ke Arab Saudi dan Kuwait. Â Wah keren.
Selanjutnya aku berkunjung ke booth Eastwood Rubbed Ban Gun. Ini adalah replika berbagai senjata dengan peluru dari karet. Bentuknya mirip senjata aslinya dengan skala 1:1. Aku mencoba beberapa di antaranya, termasuk pistol yang digunakan John Wick. Hehehe seru juga sih main tembak-tembakan dengan sasaran yang mudah.