Hari terhitung baru beranjak ke siang hari. Antrian menuju lokasi acara belum begitu ramai. Aku sudah siap bersenang-senang di IndoComicCon 2023.
Bertempat di Jakarta Convention Center Hall A dan Hall B, gelaran IndoComicCon tahun ini diadakan dua kali. Pada gelaran pertama, acara diadakan tiga hari, 23-25 Juni 2023.
Aku datang pada hari kedua alias hari Sabtu. Sengaja aku datang awal mengingat tahun lalu saat datang siang hari itu pengunjung membludak sehingga diterapkan antrian buka tutup, untuk mencegah pengunjung terlalu berdesakan di dalam. Â Meski baru beberapa saat dibuka, pengunjung sudah lumayan rame. Cosplayer juga mulai berdatangan, dari cosplayer karakter anime hingga cosplayer film-film populer.
Waktunya berkeliling. Ada banyak booth, dari booth yang berjualan pernak-pernik seputar karakter anime dan film, action figure, buku dan komik, juga booth yang menawarkan berbagai permainan seru, dan panggung acara.
Oke aku mulai dari booth Teenage Mutant Ninja Turtle yang film animasinya bakal tayang tahun ini. Booth mereka ada empat berkeliling dengan warna dan  desain interior mengikuti karakter tiap ninja. Ada Leonardo si pemimpin dengan katana. Kemudian ada si Raphael yang pemarah dengan senjata sai. Lalu ada Donatello yang pintar dengan atribut komputer dan meja yang rapi. Juga ada Michelangelo yang ceria dan menggunakan topeng berwarna jingga.
Aku ikut permainan di booth ini yakni menemukan kertas warna-warna sesuai warna booth dan membentuk teenage mutant ninja turtle. Asyik, aku berhasil dan aku memilih topeng Michelangelo yang ceria, biar aku tertular energinya. Ada juga tantangan berfoto mendapatkan voucher pizza edisi khusus menyambut film yang akan dirilis.
Selanjutnya adalah ke booth Final Fantasy. Mereka sedang merilis game baru, FF XVI yang disebut kualitas grafisnya lebih oke dan kedalaman ceritanya lebih menarik. Tokoh utamanya kini adalah Clive Rosfield. Seperti biasanya, ada sihir dan pertarungan yang epik. Hanya kali ini disebut pemain game akan merasa seperti benar-benar bertualang dan menjadi Clive. Pengunjung bisa bermain dan mencoba game tersebut di booth tersebut.
Usai ke booth FF dan kemudian melihat meluncurkan game ini dengan cosplayer Larissa dan Kimi Hime, Â aku menuju booth horor Kucing Hitam. Ada dua buah kursi, Â pediangan, frame bertema seram, dan tengkorak. Lalu di lemari ada buku-buku karya Simpleman dan Prasodjo Muhammad. Sore hingga malam ada Badarawuhi bergentayangan dan kehadiran Simpleman. Wah yang mana ya Simpleman? Penjaga booth-nya mengaku juga belum pernah lihat wajahnya hahaha.
Aku kemudian berkeliling melihat-lihat komik lokal. Wah semakin banyak komik lokal yang keren. Beberapa di antaranya mengusung tema superhero dan cerita sehari-hari yang dikemas menarik. Ada jagoan berdisabilitas bernama Petir. Juga ada jagoan bernama Sayuti Koboi Betawi.
Nah, aku kemudian singgah ke booth Bumilangit. Aku cukup lama mengobrol di sini dari prospek film Bumilangit ke depan, seperti Tira dan Godam,  juga komik lainnya yang baru rilis. Serial Tira sudah hampir selesai, tinggal  editing dan kemudian di-launching. Sambutan penonton Disney+ juga bagus akan film Sri Asih. Namun ada juga hal lainnya yang membuat rencana berubah. Kami berbincang agak lama baru kemudian aku berpindah ke panggung cosplayer.
Di panggung cosplayer ada Reika cosplayer dari Jepang. Juga ada Rian dan Yumaki. Ketiganya membahas prospek menjadi costume maker. Dari kecintaan akan kostum karakter, membawa mereka ke dunia cosplayer dan kemudian membuat kostum sendiri.
Kostum-kostum tersebut bukan sembarang kostum, karena dibuat dengan teliti dan melalui riset. Reika bercerita ketika membuat kostum Kenshin, ia datang langsung ke perguruan kendo dan mempelajari kostumnya.
Sama halnya dengan Reika, dua cosplayer dan costume maker Indonesia bercerita bila kecintaan mereka diawali dari kekaguman akan kostum Ironman. Dari situ mereka belajar menjahit, mengenakannya dan kini sibuk berprofesi jadi pembuat kostum. Kostum mereka makin dilirik industri perfilman nasional. Bahkan sudah diekspor hingga ke Arab Saudi dan Kuwait. Â Wah keren.
Selanjutnya aku berkunjung ke booth Eastwood Rubbed Ban Gun. Ini adalah replika berbagai senjata dengan peluru dari karet. Bentuknya mirip senjata aslinya dengan skala 1:1. Aku mencoba beberapa di antaranya, termasuk pistol yang digunakan John Wick. Hehehe seru juga sih main tembak-tembakan dengan sasaran yang mudah.
Setelah berkeliling, seperti biasa aku membeli beberapa komik. Ada komik yang dijual murah meriah, sepuluh ribu dapat tiga. Ada juga komik superhero dari komikus favoritku, Alan Moore, tapi aku maju mundur membelinya karena harganya masih lumayan mahal meski sudah diskon.
Ya itulah ceritaku berkeliling IndoComicCon hari kedua. Besok masih ada lho, hari terakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H