Sejarah kretek di Indonesia tak bisa dipisahkan dari sosok Nitisemito. Ia awalnya yang mengidap gangguan pernafasan, sembuh ketika mencampurkan rajangan cengkeh dan tembakau. Campuran itu dilinting dalam kulit jagung kering alias klobot.
Awalnya Nitisemito memproduksi rokok dengan merk Kodok Nguntal Ulo (Kodok Makan Ular). Tapi kurang laku sehingga diganti dengan Tjap Bulatan Tiga atau Bal Tiga. Sejak itu rokok pun makin populer.
Dalam museum ini ada ruang kerja Nitisemito yang ditata rapi. Juga ada peralatan sederhana untuk membuat rokok klobot. Ada juga diorama proses membuat rokok jaman dulu, aneka jenis saus, cengkeh dan tembakau beserta kualitasnya, foto pabrik rokok di Kudus, dan aneka merk rokok di Kudus.
Agak sedih melihat bagian merk rokok ini karena tak sedikit yang telah punah. Hanya tersisa beberapa merk dan pabrik rokok yang masih eksis di Kudus.Â
Sementara rokok Tjap Bal Tiga telah raih sejak tahun 1950-an karena konflik internal dan peperangan. Nama rokok lokal lainnya unik-unik ada cap Jambu, Seroja, Kopi, Madja, Delima, Sukun, Djinggo, dan masih banyak lagi.
Oh iya yang membuatku penasaran ada rokok cap Mabes ABRI dan Istana Wakil Presiden yang diproduksi oleh Djarum. Wah mungkin edisi terbatas ya.
Kunjungan kami akhiri dengan melihat-lihat replika rumah kapal, rumah Kudus, rumah kembar dan bioskop mini. Sayangnya bioskop mini bisa diputar jika pengunjung minimal 20 orang. Wah lagi tidak beruntung.
Kesan-kesan Perjalanan Tur Wisata Heritage Jepara dan Kudus
Sebenarnya belum semua tempat telah kami eksplorasi. Wisata sejarah di Jepara agak mengecewakan karena banyak yang tak terawat dan kurang papan informasi. Untunglah Museum R. A. Kartini membuat lega karena koleksinya lengkap, ada banyak informasi, dan juga terpelihara baik.