Di ruang koleksi sang kakak tak banyak papan informasi. Namun pengunjung akan merasakan sisi lain dari sosoknya yang ternyata puitis. Ia sendiri dikenal sebagai sosok jenius dari timur.Â
Ruang berikutnya adalah koleksi purbakala, dari prasasti Candi Angin, tulang ikan raksasa, mata uang kepeng, peralatan upacara keagamaan, tembikar, arca, dan masih banyak lagi. Sayangnya di ruang koleksi ini tak banyak papan informasi, padahal koleksinya menarik.Â
Perjalanan berikutnya adalah menuju Kudus. Dari Jepara ke Kudus tak memakan waktu lama, sekitar dua jaman. Kami  tiba hampir pukul dua siang.Â
Museum Jenang Kudus yang Punya Sejarah Panjang
Museum Jenang ini dikelola oleh pabrik jenang terkenal di Kudus, yakni Jenang Mubarok. Lantai satu adalah lantai yang menjual jenang dan aneka camilan lainnya. Sedangkan lantai dua dikhususkan untuk museum. Ada mushola dan toilet yang bersih di sana.
Koleksi utamanya adalah cerita tentang jenang, dari legenda jenang yang berkaitan dengan Sunan Kudus, hingga proses pembuatan jenang pada masa lampau dan kini. Kemudian juga ada koleksi Gusjigang yang menjadi salah satu prinsip hidup masyarakat Kudus. Koleksi lainnya yakni berkaitan dengan Kudus, yaitu cerita tentang pendiri rokok kretek Nitisemito dan sosok Sosro Kartono yang dimakamkan di Kudus.Â
Jenang Kudus konon lahir dari cerita rakyat di Desa Kaliputu, Kudus. Saat itu ada anak yang mati suri setelah hanyut. Untuk membangunkannya Syekh Jangkung yang merupakan murid Sunan Kudus, meminta si anak disuapin jenang bubur gamping dari tepung beras, garam, dan santan. Si anak pun tersadar dan pulih.Â
Saat itu Sunan Kudus berkata "Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang"Â (Suatu saat kelak ada masa sumber kehidupan warga Desa Kaliputu dari membuat jenang). Itulah legenda yang mendasari jenang di Kudus. Sehingga usia jenang sudah berabad-abad. Sebagai rasa syukur, maka pada 1 Muharram diadakan arak-arakan jenang atau yang disebut Kirab Tebokan.Â