Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kritik dan Harapan terhadap Jakarta yang Tersaji dalam Animasi Lokal

1 April 2023   20:25 Diperbarui: 1 April 2023   20:32 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana jika Monas ikut tenggelam jika masalah banjir, sampah, dan masalah lainnya tak ditangani dengan baik (sumber gambar: Viddsee) 

Ada banyak cara untuk menyampaikan kritik dan harapan terhadap kondisi sebuah kota. Salah satunya lewat rangkaian gambar indah yang menjadi sebuah film animasi berdurasi singkat. Tercatat ada beberapa animasi buatan studio lokal yang mengangkat isu tentang kota Jakarta.

Animasi pertama yang menyajikan kondisi Jakarta apa adanya adalah Surat untuk Jakarta. Animasi buatan Pijaru ini dirilis pada tahun 2016. Film animasi pendek berdurasi dua menitan ini berhasil meraih piala Citra untuk kategori animasi terbaik dan Hellofest untuk best picture pada tahun 2016.

Dalam animasi yang dikomandani Andre Sugianto, Ardhira Anugrah, dan Aditnya Prabaswara ini penonton bisa melihat kondisi lalu lintas di berbagai sudut Jakarta dari dini hari hingga malam hari. Visualnya sudah bagus, rapi, dan detail.

Gambar Stasiun di Jakarta terlihat dalam animasi Surat untuk Jakarta (sumber gambar: Pijaru) 
Gambar Stasiun di Jakarta terlihat dalam animasi Surat untuk Jakarta (sumber gambar: Pijaru) 

Landmark populer dan spot terkenal Jakarta tersaji dalam animasi ini. Ada Monumen Patung Dirgantara juga ada stasiun kereta api. Dalam gambar juga terlihat Pasaraya Manggarai dan bus Kopaja.

Video bisa dilihat di sini:

Ketika melihat animasi ini kita akan bernostalgia dengan kondisi Jakarta pada masa tersebut. Alhasil animasi pendek ini juga bisa jadi semacam dokumentasi sejarah.

Animasi berikutnya yang juga menyinggung Jakarta adalah animasi berjudul What About Mother Earth...? Film animasi pendek ini tayang di Jakarta Film Week 2022.

Tokoh utama animasi ini adalah seorang kakek bernama Dipo. Ia bertahan hidup di Jakarta yang alamnya telah rusak.

Diceritakan Jakarta pada tahun 2070 telah sangat berubah. Langit berwarna kelabu karena tingkat polisi yang berat. Setiap pejalan kaki harus menggunakan masker dan juga alat bantu pernafasan karena kandungan oksigen yang sangat terbatas di udara. Tak ada tanaman. 

Tapi suatu ketika Dipo menemukan tanaman. Ia membawanya pulang dan teringat akan masa lalu ketika Jakarta masih hijau dan langitnya tak begitu gelap.

Bagaimana jika polisi udara sangat parah dan tanaman tak ada yang hidup? (Sumber gambar: Jakarta Film Week 2022) 
Bagaimana jika polisi udara sangat parah dan tanaman tak ada yang hidup? (Sumber gambar: Jakarta Film Week 2022) 

Animasi pendek ini memiliki pesan yang bernas tentang pentingnya menjaga kualitas udara dan keberlangsungan alam. Aku sungguh mengapresiasi animasi buatan Pamela Suryadjaya ini karena selain pesannya yang sarat juga kualitas grafisnya yang indah,  tak kalah dengan animasi Hollywood.

Warna-warna yang suram disandingkan dengan warna neon untuk menunjukkan situasi dystopia dalam dunia modern. Warna neon yang menunjukkan teknologi yang maju dikontraskan dengan tanaman kering yang menyisakan ranting dan alat bantu pernafasan.

Animasi ketiga ini sangat berat kritikannya. Judulnya adalah Djakarta-00, ini ibarat kota fiktif Jakarta atau Jakarta di dunia paralel. Sama dengan film animasi sebelumnya ceritanya memiliki unsur dystopia.

Bagaimana jika sampah, kemacetan, dan banjir tak pernah ditangani serius oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Banjir dibiarkan begitu juga dengan sampah dan kemacetan. Hingga suatu ketika kota tersebut lumpuh dan tenggelam.

Aku tak bisa berkata apa-apa. Visual dan imajinasi animasi karya Galang Larope ini top-notch, luar biasa. Gambarnya menawan, detail, desain karakter tokohnya juga khas. Menurutku ini salah satu animasi lokal yang visual dan ceritanya mampu membuatku terkesan. 

Ada hubungan bangkai kendaraan, dampak dari kemacetan parah (sumber gambar: Viddsee) 
Ada hubungan bangkai kendaraan, dampak dari kemacetan parah (sumber gambar: Viddsee) 

Ada gambar Monas yang tenggelam membuat dada terasa berdesir. Apalagi kemudian ada sampah yang jatuh menimpa monumen nasional tersebur. Begitu juga dengan gunungan bangkai mobil yang dibiarkan begitu saja, dampak dari kemacetan yang begitu parah dan tak bisa lagi dikendalikan. Rasanya mengerikan. Jangan sampai deh hal tersebut terjadi. 

Yang menarik lagu ada kincir angin mini yang khas dimainkan di gang-gang kampung. Plus, lagu yang dimainkan di kincir angin mini ini juga khas. 

Video bisa disimak di sini:

Animasi pendek karya Galang Larope yang diproduksi Vidsee ini panen penghargaan. Animasi berdurasi hampir sembilan menit ini meraih Best Idea di KSD 2014, Best Animation di Indonesia Short Festival SCTV 2015, dan Best Animation Official Jury di XXI Short Film Festival 2015.

Semoga lewat animasi ini penonton bisa bercermin terhadap kondisi Jakarta saat ini dan jangan sampai terjadi polusi berat atau banjir parah seperti yang diperingatkan di animasi tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun