Dalam artikel yang kubuat tersebut (Kelinci Oh Kelinci, Ada Apa dengan Kelinci di Film Horor-Thriller?), kelinci ibarat simbol portal dan dunia lain.Â
Dalam Donnie Darko, si sosok kelinci misterius bernama Frank ini telah melakukan perjalanan lintas waktu. Ia ibarat pemberi pesan dan juga sosok dari dunia yang misterius.
Sosok kelinci misterius inilah yang membuat film Donnie Darko ini memiliki nuansa yang kelam dan mendebarkan, meski sebenarnya film ini adalah science fiction.Â
Waktu kali pertama menontonnya pada awal tahun 2000-an, aku terus terusik dengan sosok kelinci tersebut. Bukan kelinci yang imut menggemaskan, melainkan sosok kelinci yang menakutkan.
Apa sebenarnya tema film ini? Ada dua hal yang disodorkan dalam film ini, gangguan mental berupa halusinasi dan elemen science fiction yakni time travel dan tangient universe.
Donnie oleh orang tuanya dianggap tak seperti remaja pada umumnya. Ia diminta rajin berkonsultasi ke terapis dan mengonsumsi obat. Oleh  terapisnya, Dr. Thurman (Katharine Ross) ia diduga mengalami halusinasi, gejala paranoid schizophrenia.
Donnie memang sehari-hari nampak agresif, ia bisa mengikuti perintah Frank yang hanya bisa dilihat olehnya. Kadang kala ia juga tertawa sendiri. Ia memang tak nampak baik-baik saja jika dilihat sekelilingnya.
Demikian pula halnya dengan perempuan lansia yang dijuluki Grandma Death. Nama aslinya adalah Roberta Sparrow (Patience Cleveland). Ia setiap hari melakukan hal yang sama, berulang kali memeriksa kotak suratnya. Ini membuat para tetangganya juga berpikir ia mengalami gangguan mental.
Menariknya sosok nenek yang dianggap eksentrik itu rupanya adalah penulis buku The Philosophy of Time Travel. Isi buku inilah yang membuat Donnie mengenal time travel dan tangient universe.