Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Jelajah Alam dan Budaya Negeri lewat Antologi Piknik Pesona

24 Desember 2022   14:54 Diperbarui: 24 Desember 2022   15:04 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karaban sapi dan perempuan karang disorot (sumber gambar: Kompas.com) 

Seberapa dalam kalian mengenal budaya dan keindahan alam Indonesia?

Akhir tahun adalah musimnya liburan. Tapi jangan bersedih apabila tak bisa ke mana-mana. Kalian bisa ikut bertamasya menjelajahi berbagai sudut negeri ini dengan menyaksikan serial Piknik Pesona yang tayang di platform streaming Vision+. Tentang apa sih serial yang rilis perdana pada malam pembukaan JAFF 2022 ini?

Diproduksi oleh Palari Films, antologi orisinal Vision+ ini terdiri dari 10 episode dengan tiap-tiap episode berkisar 16-22 menitan. Tiap episode dikerjakan oleh sutradara yang berbeda sehingga terdapat 10 sutradara. Mereka adalah Gianni Fajri, Aditya Ahmad, Anggun Priambodo, M. Reza Fahriyansyah, Winnie Benjamin, Wisnu Surya Pratama, Gugun Arief, Abe, Tumpal Tampubolon, Ariani Darmawan.

Para pemerannya sendiri juga beragam. Pemeran tiap episode berbeda. Mereka di antaranya Lutesha, Nicholas Saputra, Agnes Naomi, Shenina Cinnamon, Ronny P. Tjandra, dan Brigitta Cynthia.

Meski memiliki cerita dan layar yang berbeda serta tak ada keterkaitan cerita satu sama lain, kesepuluh episode ini disatukan oleh panorama indah dan keragaman budaya Indonesia.

Perlu waktu sekitar tiga jam lebih untuk menuntaskan serial ini. Selama perjalanan waktu tersebut penonton diajak menyelami budaya Bali melukat dan mengenal makhluk mistis seperti buto yang biasa tinggal di gedang renteng dalam episode Gedang Renteng.

Kemudian penonton diajak menikmati keindahan pantai di daerah Minahasa yang sulit dicapai dengan angkutan umum dalam (S)aya. Dalam cerita berikutnya penonton diberikan gambaran gempa dan budaya tolong-menolong warga setempat di cerita Evakuasi Mama Emola. 

Apa sih melukat dan celuluk? (Sumber gambar: Vision+) 
Apa sih melukat dan celuluk? (Sumber gambar: Vision+) 

Borobudur kemudian dijadikan pilihan tempat piknik pasangan lansia dalam Golden Age. Kuliner Bangka dan tradisinya disinggung dalam Bakmi Bangka Heri. Cerita menarik karaban sapi diculik dalam Marsiti dan Sapi-sapi.

Kelezatan pecel menjadi inspirasi cerita Pecel Kronikel. Keindahan sebuah pulau yang dulunya kampung nelayan menjadi latar cerita Uma De Raffa. Dua episode terakhir menggambarkan kehidupan metropolitan dan problemanya dalam Percakapan Kecil dan Jus Nanas Kue Lapis.

Gagasan dan temanya banyak yang menarik. Namun sayangnya tidak semua tereksekusi dengan baik. Ada yang ceritanya terkesan dibuat-buat, alur cerita yang tak ke mana-mana, dan akting para pemain yang terasa kaku.

Tiga cerita, Gedang Renteng, Bakmi Bangka Heri, serta Marsiti dan Sapi-sapi adalah tiga cerita yang potensial tapi eksekusinya membuatnya kurang menarik.

Dari segi alur, karakter, dan motivasi karakter, Gedang Renteng terasa mentah. Tidak jelas maksud dan motivasi kedua karakter,  Gina dan Mutia, yang masing-masing diperankan Shenina Cinammon dan Fathia Izzatti mencari-cari celuluk. Dari tradisi melukat kemudian dibawa ke celuluk rasanya janggal dan alurnya terkesan dipaksakan.

Akan lebih baik jika porsi kuliner diperbanyak dan ditunjukkan proses pembuatannya (sumber gambar: Jogja-NETPAC 2022) 
Akan lebih baik jika porsi kuliner diperbanyak dan ditunjukkan proses pembuatannya (sumber gambar: Jogja-NETPAC 2022) 

Episode Bakmi Bangka Heri alangkah lebih bagus jika fokus ke kulinernya. Perbincangan antara ayah dan anak tentang masa depan bisa     sambil mereka memasak bersama atau mengulik rasa dari kuliner Bangka.

Cerita Marsiti dan Sapi-sapi ini terbilang unik. Karena biasanya pengendara karaban sapi adalah pria. Tapi kali ini tokohnya adalah perempuan remaja. Tidak ditampilkan bagaimana sosok remaja ini berlatih balapan dengan sapinya. Si Siti kebanyakan teriak dan terlihat angkuh sehingga sulit untuk bersimpati kepadanya.

Cerita ini potensial untuk digali lebih kuat unsur budayanya, karena rupanya karaban sapi ada yang tanpa cambuk paku - sehingga sapi lebih aman dan tak tersiksa. Dan rupanya karaban sapi dulunya memang tak ada penyiksaan kepada sapi. Sejak 2011 Majelis Ulama Indonesia juga melarang penyiksaan kepada sapi saat melakukan karaban, hanya realitanya masih ada yang melakukannya.

Karaban sapi dan perempuan karang disorot (sumber gambar: Kompas.com) 
Karaban sapi dan perempuan karang disorot (sumber gambar: Kompas.com) 

Favoritku dalam antologi Piknik Pesona ini ada dua, yakni Uma De Raffa dan S(aya). Kedua cerita ini kebetulan sama-sama berlatar di resort dengan penorama pantai dan mengusung tema thriller.

Film Uma De Raffa bercerita tentang meninggalnya seorang tamu secara mendadak. Padahal ia berencana memberi investasi besar ke resort tersebut. Rupanya ada rahasia gelap tentang resort tersebut yang membuat kecewa para karyawannya. Cerita ini jadi menarik karena memperlihatkan bagaimana situasi resort yang sepi pengunjung dan hubungan resort tersebut dengan kelestarian alam di sekitarnya.

Ada rahasia gelap di resort tersebut (sumber gambar: Jogja-NETPAC 2022) 
Ada rahasia gelap di resort tersebut (sumber gambar: Jogja-NETPAC 2022) 

Episode paling apik adalah yang dibintangi Lutesha berjudul S(aya). Ceritanya tentang influencer bernama Aya (Lutesha) yang berlibur ke sebuah resort terpencil. Ia depresi setelah kariernya mulai merosot. Namun rupanya liburan itu tak gratis, manajernya bernama Andhika (Nicholas Saputra) terus mencecarnya dengan pekerjaan membuat konten.

Sayangnya Nicholas hanya muncul suaranya lewat telepon. Namun sisi plusnya, ini membuat Lutesha menjadi satu-satunya bintang. Ia bersinar dalam episode ini dengan performanya yang menyakinkan sebagai influencer yang depresi namun harus menyelesaikan kontraknya.

Ceritanya menarik karena ada unsur misteri. Ada beberapa adegan yang terasa mencekam dan memberikan rasa penasaran. Visual dari film yang disutradarai oleh Aditya Ahmad ini juga menawan, kualitasnya di atas rata-rata sembilan film lainnya.

Ceritanya memiliki unsur misteri (sumber gambar: Vision+) 
Ceritanya memiliki unsur misteri (sumber gambar: Vision+) 


Secara keseluruhan antologi Piknik Pesona ini memberikan tontonan yang menarik dan menambah wawasan seputar keindahan alam dan keragaman budaya tanah air. Adanya penggunaan bahasa daerah juga menambah nilai. Sayangnya takarir (subtitle) di beberapa episode sering terlambat atau sebaliknya sehingga mengurangi kenyamanan menonton. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun