Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"Epigram 60", Kumpulan Puisi Kado Ulang Tahun Joko Pinurbo

23 Desember 2022   14:10 Diperbarui: 23 Desember 2022   14:18 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saban malam ibu kami yang jelata
membersihkan pikiran anak-anaknya
dari godaan kuat sukses dan kaya
dengan mudah, cepat, dan celaka
" (Ibu Kami, Joko Pinurbo)

Sebuah bait puisi yang tersemat di bagian belakang cover buku Epigram 60 karya Joko Piburbo terasa singkat, namun memikat. Pilihan diksinya lugas, namun isinya bernas, tentang nasihat ibu kepada anak-anaknya agar tak tergiur menjadi kaya secara instan.

Sepertinya Pak Ang Tek Khun yang akrab disapa Pak Khun tahu aku lagi jenuh sampai rasanya kehilangan minat beberapa hal yang kusukai, dari menulis, menonton film, hingga membaca buku. Ia mengirimkan paket yang di antaranya berisi buku-buku. Salah satu yang langsung menarik perhatianku adalah buku karya Joko Pinurbo.

Aku langsung membaca puisi-puisi karya sastrawan favoritku ini. Aku mengoleksi beberapa karyanya seperti Telepon Genggam dan Kekasihku. Aku juga pernah menyaksikannya membaca puisi-puisi karyanya di sebuah festival budaya di Surabaya. Oleh karenanya aku begitu senang mendapatkan buku puisi ini. 


Banyak hal yang menarik dan berkesan dari puisi-puisi karya Joko Pinurbo. Ia tak banyak menggunakan diksi yang berbunga-bunga. Ada banyak puisinya yang menggunakan bahasa lugas, bahasa keseharian.

Puisinya seringkali singkat hanya satu hingga beberapa bait. Namun ia pandai memberikan kejutan di tiap puisinya. Seringkali jenaka, namun ada kalanya ia memberikan pesan dan kritik sosial yang bernas. Seperti puisi-puisi dalam buku ini.

Sastrawan kelahiran Sukabumi ini pada 11 Mei lalu tepat berusia 60 tahun. Ia seperti memberikan kado bagi dirinya sendiri dan para fansnya lewat Epigram 60 ini.

Menurut KBBI,  epigram bermakna "syair atau ungkapan pendek yang mengandung gagasan atau peristiwa yang diakhiri dengan pernyataan menarik dan biasanya merupakan sindiran". Memang puisi-puisi di buku ini pendek-pendek. Rata-rata hanya satu bait yang terdiri dari satu hingga belasan larik.

Total ada 60 epigram dalam buku ini yang terbagi menjadi empat sajian. Tema epigramnya dari yang bersifat spiritual, buku-buku, keseharian, hingga kritik sosial.

Ada dua puisi yang ia tujukan kepada sastrawan dan seniman yang akrab dengannya. Yakni puisi Tembang Tidur untuk Gunawan Maryanto (alm) dan Kursi Mas Butet untuk Butet Kartaredjasa. Eh ada satu lagi berjudul Pengungsi untuk Dimas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun