Alhasil ketika tembang ini digunakan dalam Black Adam, aku langsung tersentak. Tembang ini memang cocok mengiringi adegan pertarungan antara Teth-Adam melawan pasukan besar Intergang yang bersenjata modern.
Tentang Apa sih Black Adam?
Oke, sebelum membahas lebih jauh tentang film ini, tentang apa sih film Black Adam ini?
Sebenarnya film Black Adam adalah sempalan dari film Shazam! (2019). Oleh karena itu bagi yang sudah pernah menonton film Shazam! bakal familiar dengan keberadaan penyihir dan kekuatan Shazam! Elemen-elemen khas dalam film Shazam! ini dipertahankan di sini.
Namun, tidak ada sosok Shazam seperti di film tahun 2019. Hal ini dikarenakan tokoh, latar waktu, dan latar tempatnya berlainan. Latar tempat di film ini ada dua yakni 2600 SM dan masa sekarang di tempat yang didominasi gurun pasir bernama Kahndaq.
Pada 2600 SM, Kahndaq telah memiliki peradaban tinggi. Sayangnya raja tiran, Anh-Kot, menginginkan untuk membuat mahkota Sabbac untuk memperoleh kekuatan gelap yang dahsyat.
Untuk membuat mahkota tersebut, ia memperbudak rakyatnya untuk menemukan mineral yang diperlukan. Hingga seorang anak kecil menyerukan pemberontakan dan terpilih menjadi Shazam. Raja lalim tersebut kalah.
Pada masa sekarang rupanya Kahndaq kembali terjajah. Kali ini Kahndaq dikuasai Intergang. Ketika seorang arkeolog, Adrianna Tomaz (Sarah Shahi) dan kawan-kawannya hendak menemukan dan menyimpan mahkota Sabbac, ia diserang pasukan Intergang.Â
Saat nyawanya terancam ia tak sengaja membaca mantera yang membebaskan Teth-Adam (Dwayne Johnson). Teth-Adam yang terusik pun kemudian mengalahkan seluruh pasukan Intergang.