Gara-gara narasi Jawa Kuno inilah delama dua jam aku seolah-olah tersihir ke masa lalu ketika menyaksikannya. Aku mencoba memahaminya ternyata sebagian besar tidak paham karena bukan bahasa Jawa sehari-hari. Untunglah ada terjemahan di kanan kiri panggung.
Dari segi pencahayaan, interior, dan setting panggung juga kuberikan dua jempol. Sedikit minusnya, yakni jadwal yang agak molor dan soal blocking panggung di mana ada beberapa pemain yang tempat berdirinya atau gerakannya menutupi pelakon utama.
Oh iya pementasan ini merupakan adaptasi dari Kakawin Negarakertagama. Penulis naskah dan sutradaranya adalah Mhyajo yang ketika menulis melakukan riset di Trowulan, Candi Gayatri, dan tempat lainnya untuk membantunya memahami Kakawin tersebut dan mengenal lebih dalam sosok Gayatri.
Para pemeran dalam opera ini ada Rendra Bagus Pamungkas, Afrilia Mustika, Satya Cipta, dan Christine Tambunan.
Pentas ini diadakan dua sesi. Sesi pertama pukul 14.00 dan sesi kedua pukul 20.00 WIB. Aku beruntung dapat upgrade tiket dari lantai tiga jadi dua terdepan di lantai satu. Senangnya.
Omong-omong aku baru tahu ada Candi Gayatri di daerah Tulungagung. Aku belum pernah ke candi tersebut. Wah setelah nonton, jadi penasaran detail siapa sosok Gayatri sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H