Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menyantap Tipat, Salad Tradisionalnya Bali

25 Agustus 2022   23:45 Diperbarui: 25 Agustus 2022   23:48 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Indonesia punya banyak salad tradisional yang lezat, dari rujak, pecel, gado-gado, urap-urap, lotek, dan masih banyak lagi. Ketika suatu ketika singgah di Denpasar, aku berkenalan dengan salad tradisionalnya yang belum pernah kucicipi. Tipat, namanya.

Nama lengkap kuliner ini adalah tipat cantok. Tipat artinya ketupat dan cantok maknanya diulek dengan cobek.

Melihat namanya yang belum pernah kukenal dan penampilannya yang nampak segar menggugah selera, aku pun memesan setengah porsi. Prosesnya mirip dengan membuat rujak atau pecel. Ada bumbu-bumbu yang harus diuleg, di mana kemudian menjadi saus dari para sayuran tersebut.

Sayurannya cukup beragam. Biasanya sayurannya adalah tauge, kangkung, mentimun dan kacang panjang. Sayuran rebusnya bisa menyesuaikan dengan yang tersedia. 

Di sini digunakan beberapa jenis sayuran seperti bayam, terong hijau mini, dan  pare. Kemudian bahan lainnya adalah kacang tanah, bawang goreng,  kelapa parut, dan ebi.

Menggunakan sayuran rebus yang tersedia (dokpri) 
Menggunakan sayuran rebus yang tersedia (dokpri) 

Bumbu diuleg dalam cobek besar (dokpri) 
Bumbu diuleg dalam cobek besar (dokpri) 


Bumbunya adalah kacang tanah, cabe rawit, kencur, dan bawang putih. Juga bisa ditambahkan petis jika suka. Juga taburan kelapa parut.

Beberapa kawan penasaran jadinya aku pun mengantri. Penampilannya menawan nampak merah kecokelatan.

Rasanya itu unik seperti perpaduan urap-urap dan pecel. Cita rasanya campur-campur, segar, gurih, dan pedas berkat bahan-bahannya yang beragam. Aku menghabiskannya. Aku hanya ingin makan tipat tanpa lontong dan ketupat, sehingga cepat habis. 

Inilah tipat dihidangkan di dalam piring jago legendaris (dokpri) 
Inilah tipat dihidangkan di dalam piring jago legendaris (dokpri) 


Wah setelah ngantuk karena penerbangan dini hari, aku jadi melek setelah sarapan dengan tipat. Hanya aku mulai was-was perut mulas karena bibir mulai terasa kepanasan dan kepedasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun