Indonesia punya banyak salad tradisional yang lezat, dari rujak, pecel, gado-gado, urap-urap, lotek, dan masih banyak lagi. Ketika suatu ketika singgah di Denpasar, aku berkenalan dengan salad tradisionalnya yang belum pernah kucicipi. Tipat, namanya.
Nama lengkap kuliner ini adalah tipat cantok. Tipat artinya ketupat dan cantok maknanya diulek dengan cobek.
Melihat namanya yang belum pernah kukenal dan penampilannya yang nampak segar menggugah selera, aku pun memesan setengah porsi. Prosesnya mirip dengan membuat rujak atau pecel. Ada bumbu-bumbu yang harus diuleg, di mana kemudian menjadi saus dari para sayuran tersebut.
Sayurannya cukup beragam. Biasanya sayurannya adalah tauge, kangkung, mentimun dan kacang panjang. Sayuran rebusnya bisa menyesuaikan dengan yang tersedia.Â
Di sini digunakan beberapa jenis sayuran seperti bayam, terong hijau mini, dan  pare. Kemudian bahan lainnya adalah kacang tanah, bawang goreng, kelapa parut, dan ebi.
Bumbunya adalah kacang tanah, cabe rawit, kencur, dan bawang putih. Juga bisa ditambahkan petis jika suka. Juga taburan kelapa parut.
Beberapa kawan penasaran jadinya aku pun mengantri. Penampilannya menawan nampak merah kecokelatan.
Rasanya itu unik seperti perpaduan urap-urap dan pecel. Cita rasanya campur-campur, segar, gurih, dan pedas berkat bahan-bahannya yang beragam. Aku menghabiskannya. Aku hanya ingin makan tipat tanpa lontong dan ketupat, sehingga cepat habis.Â
Wah setelah ngantuk karena penerbangan dini hari, aku jadi melek setelah sarapan dengan tipat. Hanya aku mulai was-was perut mulas karena bibir mulai terasa kepanasan dan kepedasan.