Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Kabar Pedagang Keliling

23 Juni 2022   20:06 Diperbarui: 23 Juni 2022   20:07 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sate pedagang keliling juga cakep penampilannya (dokpri)

Meski sudah mulai kembali berjualan di tempat kami, namun respon warga masih belum positif. Kuperhatikan dagangan mereka tak banyak pembelinya. Pembeli tahu keliling hanya beberapa, padahal tahu buatan sendiri itu enak sekali dan tanpa pengawet, meski agak mahal.

Aku menduga aplikasi belanja juga bisa menjadi salah satu penyebab pedagang keliling jadi sepi peminat. Adanya promo makanan, tampilan makanan yang menarik, dan makanan yang trendi membuat makanan dari pedagang keliling terasa kurang menarik. Demikian juga dengan penjual sayuran keliling.

Padahal untuk ikan segar, harganya jauh lebih murah apabila belanja di pedagang sayuran keliling, termasuk bumbu, sayuran, tempe, buah-buahan, telur, dan tahu. Mungkin hanya ayam yang harganya tak jauh berbeda.

Memang sih belanja dengan aplikasi ada kalanya lebih seru. Dapat promo dan juga bisa dapat poin. Tapi sesekali belanjalah ke pedagang keliling. Harga makanan mereka tak mahal dan mereka telah bekerja keras berkeliling demi mendapatkan uang bagi keluarga mereka.

Seperti sate ayam. Satu porsinya Rp 14 ribu dan lontong nya Rp 2 ribu per buah. Rasanya enak karena ada banyak taburan bawang merah goreng di atas sate ayam. Lalu kita bisa minta satenya dibakar agak kering atau normal.

Bakso cuanki lumayan enak jika pedas dan banyak sayuran (dokpri) 
Bakso cuanki lumayan enak jika pedas dan banyak sayuran (dokpri) 

Ada juga bakso cuanki yang menggunakan tapioka. Bakso ini biasa disajikan dengan tauge atau sawi hijau. Rasanya segar dan pedas.

Sekoteng juga tak kalah sedap. Kuahnya yang menggunakan jahe merah bisa jadi penghangat tenggorokan. Di dalamnya ada roti tawar, kacang goreng, kacang hijau, dan pacar cina. Hangat, manis, dan sedap. Harganya seporsinya Rp 8 ribu, bisa disantap dua orang karena porsinya besar.

Memang teknologi mendekatkan yang jauh, tapi ada kalanya yang dekat dengan kita malah terlupakan. Pedagang keliling adalah mereka yang ulet, kualitas makanan mereka sebenarnya tak kalah dengan makanan yang tampil di aplikasi pemesanan makanan. Malah bisa jadi lebih murah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun