Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kartu Ucapan dan Toleransi Antar Umat Beragama

17 April 2022   20:05 Diperbarui: 17 April 2022   20:26 1583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, ketika kami memberikan kartu ucapan hari raya atau mendapatkan kue-kue dari mereka, kami mengucapkan dan menerimanya dengan tulus sebagai kawan dan sahabat. Tidak ada dalam pemikiran kami bahwa hal tersebut menganggu akidah atau mengurangi keimanan kami terhadap keyakinan yang kami anut. Itulah bentuk toleransi antar umat beragama yang diajarkan oleh keluarga kami. 

Punya banyak kawan beragam layar itu menyenangkan (sumber gambar: pixabay.com/billyhalim) 
Punya banyak kawan beragam layar itu menyenangkan (sumber gambar: pixabay.com/billyhalim) 

Memiliki Teman-teman Beragam Latar itu Menyenangkan
Dibesarkan di lingkungan yang plural membuat kami mudah bergaul dan tak membeda-bedakan kawan. Saat SMA, aku punya kawan dekat beragama katholik. Setiap kali adzan, ia selalu mengingatkanku untuk segera beribadah. Jika sedang main atau belajar kelompok di rumahnya, ia juga mengijinkan kamarnya untuk kugunakan sejenak untuk beribadah.

Saat kuliah, di genk kami juga ada kawan yang beragama buddha dan juga merayakan Imlek. Kami saling bertukar ucapan hari raya. Kami mengucapkan selamat Waisak dan Imlek, ia juga membalas dengan ucapan selamat berpuasa dan merayakan lebaran.

Menurutku toleransi  antar umat beragama juga ergaul tanpa membedakan latar agama dan sukunya itu penting di negeri kita yang majemuk ini. Kita tidak bisa hanya bergaul dengan sesama penganut karena dalam lingkungan kita juga terdiri dari masyarakat yang memiliki keyakinan berbeda. Juga tidak ada yang tahu kapan kita minta pertolongan kepada mereka, bukan?! 

Dalam lingkup satu agama sendiri juga ada beragam aliran dan perbedaan. Misalnya ada yang menggunakan doa Qunut atau tidak saat sholat Subuh, tarawih 8 atau 20 rakaat, melakukan tahlilan atau tidak, dan lainnya. Perbedaan itu wajar dan menurutku tidak masalah, asal kita saling menghargai dan tidak menganggap yang paling benar. 

Dengan toleransi beragama, menghormati dan membiarkan mereka melakukan ibadah sesuai keyakinan masing-masing, maka akan tercipta lingkungan dan kehidupan yang harmonis. Akan lebih baik bila toleransi beragama ini diajarkan sejak kecil, sehingga sedari kecil anak-anak bisa menerima perbedaan dan menyadari keindahan bangsa kita yang majemuk ini.

Sejak kecil anak-anak kita perlu dibiasakan untuk hidup dengan toleransi beragama (sumber gambar: wahid foundation.org) 
Sejak kecil anak-anak kita perlu dibiasakan untuk hidup dengan toleransi beragama (sumber gambar: wahid foundation.org) 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun