Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kartu Ucapan dan Toleransi Antar Umat Beragama

17 April 2022   20:05 Diperbarui: 17 April 2022   20:26 1583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejak kecil anak-anak kita perlu dibiasakan untuk hidup dengan toleransi beragama (sumber gambar: wahid foundation.org) 

Setiap lebaran ada sesuatu yang kutunggu. Kiriman kartu lebaran. Jaman dulu rasanya menyenangkan mendapatkan kartu lebaran dari kawan-kawan. Kami bertiga menghitungnya dan membandingkannya. Ayah yang paling banyak mendapatkannya. Pengirimnya bukan hanya dari teman-teman ayah sesama muslim, namun ia juga banyak menerima dari teman-temannya yang nonmuslim.

Aku juga sama. Ada beberapa kawanku yang Nasrani yang mengirimkan kartu lebaran kepadaku. Aku dengan gembira menerimanya dan menyimpannya.

Berkirim kartu menjadi agenda kami tahunan hingga aku duduk di bangku kuliah. Setiap Ramadan, kami berburu kartu lebaran yang menarik dan lucu-lucu. Ada kalanya aku dan kakak membuatnya sendiri. 

Biasanya ayah dan kakak laki-laki hanya nitip ke kami. Kalau ayah, karena banyak dikirim ke kolega dan saudara-saudaranya yang jauh, maka kartu lebarannya berkesan formal. Sedangkan aku suka yang gambarnya lucu-lucu. Baru saat SMA, aku membuat kartu lebaran dengan tema X-Files hahaha. 

Proses berkirim kartu lebaran dan menerimanya itu adalah momen yang menyenangkan. Setelah duduk di bangku kuliah, aku makin jarang mendapatkannya. Orang-orang lebih menyukai berkirim ucapan secara elektronik daripada berkirim kartu.

Jika pada lebaran, kami juga mendapat kartu-kartu dari kawan-kawan kami yang nonmuslim, maka pada menjelang Natal, kami gantian mengirimkannya. Kami dan ayah memilih-milih kartu Natal dan mengirimkannya ke kawan-kawan kami yang merayakannya.

Dibesarkan di Tempat yang Plural
Aku beruntung dibesarkan di lingkungan tempat tinggal yang plural. Meskipun kampung kami didominasi muslim, namun tetangga sebelahku berdarah tionghoa yang beragama konghucu. Tetangga kananku adalah nasrani, dan juga ada tetangga lainnya yang beragama hindu.

Jika menjelang Ramadan dan lebaran, kami juga memberikan hantaran makanan ke mereka. Mereka kemudian juga biasanya singgah ke rumah kami untuk mengucapkan selamat Idul Fitri.

Sedangkan pada acara seperti Imlek, giliran kami yang mendapat kiriman. Kami dapat kue keranjang dan ketika merayakan Cap Goh Meh, kami juga mendapatkan kiriman lontong opor alias lontong Cap Goh Meh.

Saat tetangga merayakan Natal, juga ada yang mengirim kue-kue ke kami. Kami sih senang-senang saja menerimanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun