Kacang tanah yang teksturnya padat dan berasa gurih ini rupanya serasi juga berkawan dengan roti tawar empuk dan kuah jahe yang hangat. Ia membantu menciptakan rasa minuman yang kaya.
Itu adalah ceritaku saat akhir pekan silam.
Dibandingkan minuman dingin, aku memang lebih sering menyeruput minuman hangat saat berbuka puasa. Jika ditelisik, minuman hangat di Indonesia itu begitu beragam karena Indonesia kaya akan bahan makanan dan juga  kaya akan rempah-rempah.
Dari perpaduan jahe dan gula merah saja sudah ada sekian banyak minuman hangat. Sebut saja, ada minuman jahe hangat, jahe susu, kopi jahe, bandrek, bajigur, sekoteng, dan wedang ronde.
Kemudian perpaduan jahe dan rempah-rempah lainnya menghasilkan minuman sehat nikmat seperti wedang uwuh, bir pletok, dan juga campuran untuk kelapa bakar. Suatu ketika aku merasai susu cokelat yang dicampur sedikit jahe dan rasanya nikmat juga hangat.
Di Lombok, aku menemukan wedang mulegati yang terbuat dari kunyit, serai, rumput laut, dan aneka rempah lainnya. Rasanya unik dan sedap. Aku membelinya cukup hangat dan suka kuseruput saat sahur atau berbuka puasa.
Minuman-minuman hangat ini menemani suasana Ramadan. Hangat dan sedap cocok untuk Ramadan kali ini yang sejuk dan hawanya terasa nyaman.
Ada kalanya aku terpikir untuk terus bertualang rasa mencicipi aneka minuman hangat lainnya. Mungkin di tempat lain ada perpaduan wedang secang dan bahan lainnya. Aku juga penasaran dengan minuman jahe dengan isian jagung muda.
Sambil menyeruput cokelat hangat, aku membaca ulang pesan yang kuterima dari perkumpulan teman-teman SMA hari ini. Kawanku mengabarkan berita baik yang membuatku tersenyum malam ini.