Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Jane Goodall: The Hope", Dokumenter Perempuan Pejuang Nasib Simpanse

4 April 2022   00:00 Diperbarui: 4 April 2022   18:57 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jane hingga menua tetap berjuang bagi simpanse dan bumi (sumber gambar: news.mongabay.com) 

"Semua orang membawa pengaruh ke lingkungan setiap hari." - Jane Goodall

Sosok Jane dalam kisah Tarzan dan Jane rupanya menginspirasi sosok perempuan bernama Jane Goodall. Sepanjang hidupnya, hingga kini usianya mencapai 88 tahun, ia terus berjuang untuk kehidupan yang lebih baik bagi para simpanse di seluruh dunia. Ia juga sosok pejuang lingkungan.

Cerita inspiratif dari pakar primatal, antropolog, dan aktivitas lingkungan bernama Jane Goodall ini tersaji dalam film dokumenter berjudul "Jane Goodall: The Hope". Film produksi National Geographic ini bisa disaksikan di Disney Plus Hotstar.

Dari film ini penonton mendapat informasi bahwa ketertarikan Jane kepada alam berawal dari buku yang menceritakan petualangan Dr. Doolittle, dokter eksentrik yang penyayang binatang. 

Dalam wawancara terpisah, di luar film ketika aku penasaran dengan keterkaitan sosoknya dengan cerita "Tarzan", rupanya ia sejak remaja memang menyukai kisah Tarzan dan merasa cemburu dengan sosok Jane dalam cerita tersebut. 

Jane pada usia 26 tahun di tahun 1960 menerima tawaran yang menggiurkan sekaligus penuh risiko untuk gadis muda seusianya. Ia diberi tawaran tinggal di hutan belantara meneliti simpanse. Harapannya sebagai Jane dalam kisah Tarzan terkabul, meski ia tak menemukan sosok yang seperti Tarzan di kehidupan nyata.

Ia mengambil tawaran tersebut. Dari Inggris, ia menuju Tanzania, tepatnya di Gombe Stream National Park, untuk meneliti kehidupan simpanse di alam liar.

Jane hanya hidup ditemani ibunya di hunian yang sangat sederhana di belantara. Ia jauh dari kemewahan dan kenyamanan yang biasa didapatnya saat masih di Inggris.

Kisah Jane Goodall bisa disaksikan di Disney Plus (Sumber gambar: Disney) 
Kisah Jane Goodall bisa disaksikan di Disney Plus (Sumber gambar: Disney) 

Ia meneropong, mengamati, dan mencatat kehidupan para simpanse setiap harinya. Jane mengaku terkejut karena simpanse tak seperti dugaannya. Mereka begitu mirip dengan manusia, suka memeluk, melakukan kontak fisik, dan juga bisa membuat peralatan.

Berbeda dengan para peneliti satwa pada umumnya, Jane menamai para simpanse yang menjadi obyek pengamatannya. Ia juga kemudian menjalin kontak fisik dan emosi kepada mereka.

Catatan pengamatan Jane tentang kehidupan sosial para simpanse ini mendapat banyak pujian. Penelitian Jane membuka mata bahwa simpanse memiliki kemiripan yang cukup banyak dengan manusia.

Terinspirasi dan terdorong semangat dari pekerjaan Jane, maka kemudian muncul peneliti dan pengamat simpanse di berbagai hutan di Afrika. Namun oleh karena kerakusan manusia, pembukaan hutan menjadi hunian dan perkebunan, peperangan, dan penjualan gelap satwa liar, maka jumlah simpanse berkurang drastis pada tahun 80-an. Dari yang awalnya 2 juta hanya menjadi 200 ribu.

Melihat kondisi tersebut, Jane Goodall yang telah mendapatkan gelar doktor dan aktif terlibat di penelitian lab maupun memeriksa langsung kondisi di lapangan kemudian aktif menyuarakan suaranya. Ia kuatir dengan nasib simpanse dan nasib bumi ke depannya jika hutan terus dieksploitasi.

Langkah yang diambil Jane tak melulu dipuji. Ia dikritik keras ketika mendekati para pejabat teras perusahaan minyak agar mereka membantunya mendirikan cagar alam bagi para simpanse.

Jane memang mencintai alam liar (sumber gambar:rd.com) 
Jane memang mencintai alam liar (sumber gambar:rd.com) 

Meski mendapat kritikan, Jane maju terus. Cagar alam tersebut berdiri dan para simpanse yang awalnya kurus, tak terurus dengan baik dan terus berada di kandang sempit, akhirnya bisa hidup lebih nyaman di cagar alam.

Jane begitu sibuk menyuarakan gagasannya. Dalam setahun, ada 300 hari ia bepergian ke sana ke sini, menjadi pembicara seminar, bertemu dengan anak-anak muda untuk menumbuhkan kecintaan kepada alam, juga mendorong para perempuan muda di Afrika untuk berani meraih mimpinya.

Tak heran jika kemudian ada yang menjulukinya Bunda Theresa untuk lingkungan.

Dokumenter yang Menggugah Rasa Cinta ke Alam
Gombe adalah rumah bagi Jane. Ia mengingat hari-harinya yang sederhana di hutan.

Lewat film ini penonton mendapat wawasan bahwa kebahagiaan itu tak harus diukur oleh duit dan harta berkelimpahan. Jane merasa bahagia hidup selaras dengan alam. Ia bahagia melihat para simpanse yang hidup bahagia di alam bebas dan generasi muda yang menyokong perjuangannya untuk selalu mencintai bumi.

Film dokumenter berdurasi 90 menitan ini disajikan dalam bentuk arsip footage, wawancara dengan orang-orang terdekat Jane, termasuk cucunya, liputan tur Jane ke acara seminar dan pertemuan dengan anak-anak muda, dan wawancara menghadap kamera dengan Jane langsung.

Dari film ini penonton bisa melihat sosok Jane yang sederhana, namun juga pejuang keras. Ia yang sebenarnya pemalu berani maju ke depan untuk memperjuangkan idealismenya, demi simpanse, demi bumi.

Jane hingga menua tetap berjuang bagi simpanse dan bumi (sumber gambar: news.mongabay.com) 
Jane hingga menua tetap berjuang bagi simpanse dan bumi (sumber gambar: news.mongabay.com) 

Melihat film dokumenter ini, aku jadi merasa makin sedih mengingat kondisi hutan di Indonesia yang semakin berkurang dengan alasan pembangunan dan kesejahteraan. Mungkin Jane Goodall perlu datang ke Indonesia untuk memberikan pemahaman bahwa jika alam sudah rusak, maka apa yang akan diwariskan ke generasi berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun