Film dokumenter berdurasi 90 menitan ini disajikan dalam bentuk arsip footage, wawancara dengan orang-orang terdekat Jane, termasuk cucunya, liputan tur Jane ke acara seminar dan pertemuan dengan anak-anak muda, dan wawancara menghadap kamera dengan Jane langsung.
Dari film ini penonton bisa melihat sosok Jane yang sederhana, namun juga pejuang keras. Ia yang sebenarnya pemalu berani maju ke depan untuk memperjuangkan idealismenya, demi simpanse, demi bumi.
Melihat film dokumenter ini, aku jadi merasa makin sedih mengingat kondisi hutan di Indonesia yang semakin berkurang dengan alasan pembangunan dan kesejahteraan. Mungkin Jane Goodall perlu datang ke Indonesia untuk memberikan pemahaman bahwa jika alam sudah rusak, maka apa yang akan diwariskan ke generasi berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H