Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Peringatan Hari Film Nasional KOMiK Berkolaborasi dengan Museum Penerangan

27 Maret 2022   15:38 Diperbarui: 27 Maret 2022   16:01 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kami mendapat asupan sejarah informasi dari sejak dahulu kala (dokpri) 

Koleksinya berkisar tentang informasi, dari media cetak, radio, televisi, film, hingga saluran informasi digital (dokpri) 
Koleksinya berkisar tentang informasi, dari media cetak, radio, televisi, film, hingga saluran informasi digital (dokpri) 


Sekitar pukul 09.30 WIB, baru acara dibuka secara resmi, diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan sambutan dari Kapokja Layanan Pengunjung dan Program Publik Vetri Ridha Bhineka.

Kami kemudian diajak tur museum oleh pemandu bernama Deyan M. Aji. Mas Deyan menjelaskan koleksi museum yang begitu banyak, dari kontribusi informasi dalam rangka membantu perjuangan, peralatan jaman dulu untuk menyampaikan informasi, sejarah pers, TVRI, RRI, hingga sejarah perfilman.

Kami mendapat asupan sejarah informasi dari sejak dahulu kala (dokpri) 
Kami mendapat asupan sejarah informasi dari sejak dahulu kala (dokpri) 


Tentang koleksi Museum Penerangan secara lengkap akan kuceritakan suatu kali. Yang ikonik adalah koleksi boneka si Unyil, kemudian ada mesin cetak yang sangat berat dan besar, juga sudut yang khusus membahas bapak perfilman nasional yakni Usmar Ismail.

Kemudian usai berkeliling kami pun nobar film Indonesia pertama berjudul "Darah dan Doa". Film ini salah satu di antara tiga film karya Usmar Ismail yang sudah direstorasi.

Ceritanya mengisahkan long march Siliwangi setelah peristiwa PKI Madiun,  perjanjian Renville, dan disusul dengan Agresi Militer Belanda II. Long march berbulan-bulan ini melelahkan. Tak sedikit prajurit yang membawa keluarganya, melalui hutan, sungai, dan ada kalanya berpapasan dengan pihak NICA.

Yang membuat nelangsa di film ini dikisahkan pertempuran melawan bangsa sendiri, pemberontakan PKI dan DI/TII. Para prajurit di sini nampak 'kurang tega' melawan pemberontak yang masih satu bangsa.

Cerita filmnya mungkin kupaparkan sendiri nanti. Filmnya mungkin tak seheroik film perjuangan pada umumnya. Tokoh utamanya juga digambarkan abu-abu.

Humaidy bahas tentang isi buku film buatan KOMiK (dokpri) 
Humaidy bahas tentang isi buku film buatan KOMiK (dokpri) 


Selesai nobar dan makan siang, kami memulai sesi diskusi. Sesi pertama adalah paparan dari salah satu admin KOMiK yakni Achmad Humaidy. Ia menyampaikan isi dari buku yang dirilis KOMiK dengan dimoderatori Wildan dari Muspen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun