Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengapa Serial "The Witcher" Tetap Tak Nyaman Ditonton

6 Maret 2022   20:00 Diperbarui: 6 Maret 2022   20:02 9294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fisik Henry Cavill pas memerankan sosok Geralt of Rivia (sumber gambar: gamesradar.com)


Dari episode pertama hingga episode kedelapan yang merupakan akhir dari musim pertama, cerita maju dan mundur secara brutal. Tidak jelas urutan ceritanya. Penonton seolah-olah diajak menerka-nerka bagian mana yang merupakan bagian awal dan berikutnya.

Eksplorasi dan pengembangan karakter juga serampangan. Agak sulit bersimpati kepada Yennefer meski masa lalunya keras dan buruk. Tokoh-tokoh lainnya seperti Tris yang dalam cerita game, termasuk tokoh favorit, seolah-olah sia-sia. Hanya seperti pelengkap cerita.

Kehadiran makhluk fantasi seperti peri, kurcaci, dan monster juga tidak berhasil membuat takjub. Para monster seperti datang hanya untuk meramaikan cerita, dan pasrah untuk kemudian dikalahkan.

Kualitas desain set, CGI, dan skoringnya juga standar. Aku sungguh kecewa dan juga pening usai menontonnya, ini ceritanya sebenarnya seperti apa sih, masak harus baca novelnya dulu baru paham.

Baru setelah episode kedelapan aku baru paham, cerita di episode pertama itu lanjut ke episode delapan. Sedangkan episode kedua hingga ketujuh acak-acakan urutannya.

Ketika musim keduanya hadir, aku agak was-was karena takut kecewa lagi setelah menyaksikan film musim pertamanya. Jangan sampai aku malah pening, bukannya malah terhibur ketika menontonnya.

Musim Kedua Tetap Buruk Hanya Sedikit Lebih Baik
Akhirnya aku memberanikan diri menyaksikan musim keduanya. Episode pertama agak lumayan meski jalan ceritanya nampak konyol dan kurang rapi. Namun setidaknya ada kaitannya dengan episode kedelapan musim pertamanya.

Episode-episode berikutnya kupercepat karena ceritanya memang hanya sedikit yang setia dengan kisah dalam novel (akhirnya aku membaca sinopsis keseluruhan novelnya, karena selama menyaksikan musim pertamanya aku tak yakin benar-benar paham ceritanya).

Andai ceritanya direset, Henry Cavill dipertahankan jadi Geralt (sumber gambar: voi.com)
Andai ceritanya direset, Henry Cavill dipertahankan jadi Geralt (sumber gambar: voi.com)


Ceritanya dipanjang-panjangkan, membuang-buang waktu dan yang menyedihkan porsi penampilan Geralt di musim kedua ini malah hanya sedikit. Ceritanya malah lebih banyak berpusat pada Yennefer, intrik para penyihir, perseteruan kaum peri, dan juga Ciri.

Bagian yang masih lumayan dari film ini adalah ceritanya yang linear, memiliki alur maju, sehingga tidak lagi menebak-nebak ini masa lalu atau masa kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun