Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bromo: Indah Alamnya dan Menarik Kisah Rakyatnya

20 Januari 2022   20:17 Diperbarui: 20 Januari 2022   20:55 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kami berjalan di tengah kabut (dokpri) 


Menyewa Jip, Menuju Puncak
Kami disarankan menyewa jip menuju Puncak Bromo dari Penanjakan. Biayanya saat itu sekitar Rp 400 ribu. Bisa diisi 4-5 orang. Memang boleh-boleh saja nekat menggunakan mobil pribadi, asal apabila ada masalah berarti kesalahan ditanggung sendiri. Rupanya ada beberapa kali kejadian di mana mesin mobil mogok sehingga terpaksa diderek.

Karena matahari sudah bersinar maka kami bisa menikmati keindahan Bromo dari balik jendela. Wah kami bersyukur langit cerah dan bukan masuk high season.


Kami turun tak jauh dari Pura dan melanjutkan ke atas dengan berjalan kaki. Ada beberapa penduduk Tengger yang menawarkan jasa kuda. Tapi kaki ingin merasai sensasi berjalan kaki hingga sampai puncak.

Kami berjalan di tengah kabut (dokpri) 
Kami berjalan di tengah kabut (dokpri) 


Pura Luhur Poten dan Kisah Tengger

Pura tersebut bernama Pura Luhur Poten atau juga disebut Sanggar Agung Poten. Makna nama Poten adalah hati yang terdalam. Letaknya di segara wedi dan menjadi tempat untuk merayakan upacara Kasodo. Upacara ini biasa diadakan pada tanggal 14 bulan Kasada menurut kalender Saka Tengger. Arsitektur puranya unik, seperti perpaduan gaya bangunan Jawa dan Bali.

Upacara ini menarik karena memiliki kisah yang berkaitan dengan Rara Anteng dan Jaka Seger. Kedua sosok ini konon nyata dan hidup pada masa Kerajaan Kadiri. Tapi entah apakah Rara Anteng di sini apakah orang yang sama dengan kisah Gunung Batok.

Alkisah tempat mereka berdiam diberi nama perpaduan keduanya, anteng dan seger menjadi Tengger. Namun ada juga yang mengatakan Tengger berarti tenger alias tanda menyimpan pusaka. 

Rara Anteng dan Jaka Seger hidup bahagia namun belum memiliki keturunan.Mereka pun melakukan berbagai upacara penebusan kesalahan. 

Lalu ketika mereka berdoa di Oro-oro Ombo, doa mereka terjawab asal anak terakhir mereka dikorbankan.

Keduanya menyanggupi lalu lahirlah satu demi persatu hingga anak terakhir bernama Kesuma. Mereka ingin menyelamatkan anak bungsu mereka, namun secara ajaib ia seperti diambil oleh alam. Kesuma mengingatkan agar mereka melakukan upacara tiap tahunnya agar tetap ada nilai gotong royong di antara masyarakat dan perwujudan rasa syukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun