Namun ada avatar yang mengganggu konsernya. Ia berbentuk naga dengan bekas luka yang banyak di punggungnya. Ia si naga alias Beast. Ia diburu para avatar yang menyebut dirinya pengendali keamanan dunia U.
Entah kenapa Belle kemudian penasaran dan tertarik pada Beast. Ia pun mencarinya. Rupanya ada masalah besar yang menimpa sosok asli Beast. Sementara itu, Suzu kuatir jika identitasnya sebagai Belle terungkap.
Sebuah Animasi yang Indah
Animasi karya Mamoru Hosoda ini tayang di beberapa jaringan bioskop seperti CGV dan Cinepolis sejak 12 Januari 2022. Bagi penggemar anime dan karya Mamoru maka film "Belle" sangat sayang dilewatkan.
Nama Mamoru Hosoda melejit ketika film buatannya, "Mirai" (2018) masuk dalam nominasi Oscar. Film ini mengisahkan anak laki-laki yang cemburu ke bayi, adiknya, lalu masuk ke dalam masa lalu nenek moyangnya dan masa depan bersama adiknya yang telah remaja.
Sebelumnya ia menghasilkan banyak karya yang memiliki unsur fantasi dan dunia virtual. Film-filmnya yang apik di antaranya "Wolf Children", "The Girl Who Leapt Trough Time", "Summer Wars", dan "The Boy and The Beast".
Karya Mamoru itu khas. Ia suka memasukkan karakter Beast dalam beberapa karyanya. Dan karakter Beast miliknya rata-rata hanya nampak buas dan buruk rupa di penampilan, namun sebenarnya memiliki perangai baik hati.Â
Tokoh Beast ini hadir dalam bentuk manusia serigala yang tewas secara tragis di "Wolf Children", sosok pelatih dan pengganti ayah seorang anak laki-laki yang masuk ke dunia bangsa Beast di "The Boy and The Beast", dan juga dalam film "Belle" ini. Gambar karakternya juga khas.
Konsep dunia virtual ala multiverse juga sebenarnya sudah dikenalkan oleh Mamoru Hosoda dalam film "Summer Wars" di mana dua remaja berupaya menghentikan aksi 'teroris' yang dilakukan oleh seorang avatar, yang lewat kemampuan cracking-nya mampu mengkontrol dunia nyata.
Dalam film "Belle" gagasan multiverse-nya lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Ini seperti "Ready Player One" namun dalam bentuk animasi.
Mereka yang menjadi warga dunia U bisa merasai sensasi dan perasaan seperti yang dialami dunia nyata. Hal ini dikarenakan ada teknologi body sharing dan biometrik. Sehingga si avatar bisa melakukan kontrol terhadap tubuh dan menerima sensasi, juga fungsi kognitif.