pesugihan. Jalan sesat ini sudah dikenal sejak lama, ritualnya pun beragam. Yang terkenal banyak digunakan dan disebut relatif mudah adalah pesugihan yang disebut pesugihan kandang bubrah. Kisah salah satu pelaku pesugihan tersebut dikisahkan dalam film hitam putih bisu yang dipertunjukkan bersama musik orkestra gamelan, tari, dan gerakan teatrikal yang berjudul "Setan Jawa".
Tak sedikit yang menggunakan cara pintas untuk mendapatkan kekayaan. Salah satunya dikenal dengan namaOke dalam artikel ini saya tidak mengajak untuk melakukan pesugihan ya. Malah jangan sampai deh tergiur oleh jalan sehat ini. Meskipun nampaknya mudah, tapi ini perbuatan sesat karena menyekutukan Tuhan. Juga pastinya ada sesuatu yang diminta setan sebagai bentuk imbalannya, alias yang disebut tumbal.
Sekadar informasi, pesugihan kandang bubrah sudak dikenal sejak lama. Para pelakunya setelah melakukan perjanjian dengan setan maka kemudian melakukan ritual tahunan yang unik. Yakni, melakukan renovasi rumah. Ada sebuah kekuatan hitam yang memicu rumah sehingga harus direnovasi.
Setelah ritual tersebut dijalani maka pelakunya akan cepat meraih kekayaan. Namun di akhir hayatnya si pelaku akan menjadi tumbal. Ia akan menjadi salah satu tiang, entah tiang di rumah tersebut ataupun tiang di alam ruh halus.
Ya, itulah landasan cerita dalam "Setan Jawa" yang dibesut oleh Garin Nugroho. Ia memulai pertunjukan mixed media art-nya dengan musik live dari orkestra gamelan plus sinden, lalu muncul seorang dalang yang bercerita dalam bahasa Jawa. Ia adalah Gunawan Maryanto.
Kemudian di layar  tampil film hitam putih. Muncul narasi singkat latar peristiwa dan deskripsi pesugihan kandang bubrah. Juga siapa tokoh yang menjadi awal mula setan pesugihan tersebut.
Cerita "Setan Jawa" berlatar tahun 1900-an ketika Indonesia masih dijajah VOC Belanda. Banyak yang hidup melarat. Salah satunya adalah Setio (Heru Purwanto).
Ia mulai meratapi nasibnya ketika jatuh hati pada Asih (Asmara Abigail). Si Asih adalah gadis berdarah biru dan kaya raya. Ibunya menolak lamaran Setio karena ia miskin. Pantang menyerah dalam urusan cinta, Setio menggunakan jalan sesat. Ia pun mulai menggunakan ritual pesugihan dan berhasil. Dalam waktu singkat ia berhasil mengumpulkan kekayaan.
Keduanya pun berhasil menikah. Namun kekayaan dan kebahagiaan itu hanya sesaat. Ritual pesugihan yang mengharuskan si pelakunya terus melakukan renovasi rumah membuat Setio kelelahan. Akhirnya rahasia Setio diketahui sang istri. Asih pun menemui si setan.
Eksplorasi Seni dengan Sentuhan Mistis dan Sensualitas
Garin Nugroho terus bereksplorasi dalam dunia sinema. Ia mencoba memadukan film dengan bentuk pertunjukan live. Setelah "Nyai (2016) yang mencoba memadukan konsep film dan pertunjukan teater, pada tahun yang sama Garin mencoba melakukan gabungan seni, musik, tari, teater, dan film sekaligus. Bentuk mixed media art ini tak hanya memberikan sesuatu yang beda dan pengalaman baru bagi penonton. Namun juga memberikan pengalaman yang unik, batas antara film yang merupakan karya dua dimensi dan penonton terasa lebih dekat.
Penonton mendapatkan sensasi tersendiri, telinga dimanjakan dengan pertunjukan gamelan langsung serta nyanyian sinden. Kemudian mata juga dipertontonkan film, gerakan teatrikal dan tari yang luwes.
Untungnya filmnya hitam putih dan bisu, sehingga penonton tidak bingung untuk memusatkan perhatian, apakah ke film, tarian, atau musiknya.
"Setan Jawa" adalah karya yang artistik. Gambar-gambar dalam film yang ditampilkan hitam putih menonjolkan akting dan mimik para pemain. Heru Purwanto dan Asmara Abigail memerankan dengan apik sosok Setio yang berkubang dalam ritual sesat dan Asih yang berupaya menggunakan sisi sensualitasnya untuk mengalahkan setan.
Tampilan setan di sini mungkin tidak semenyeramkan seperti dalam film-film yang Suzannah. Nuansa dan suasananya yang dieksplor sehingga setan-setan memberikan nuansa mistis yang membuat penonton bergidik. Para pemeran setan ada Bambang Mbesur, Pak Kodok, Anggono Wibowo, dan Quin Dorothea.
Unsur mistis dan sensualitas menyesap setiap adegan dalam film ini. Garin juga menyertakan simbol-simbol dalam film ini seperti tusuk konde.
Pertunjukan ini berlangsung sekitar 80 menitan. Oleh karena "Setan Jawa" menggunakan mixed media art maka film ini dipertontonkan dalam bentuk pertunjukan. Film ini dipertontonkan kali pertama tahun 2017 di Australia, yakni Opening Night of Asia Pacific Triennial of Performing Arts.
Nah, hingga 17 Januari 2022 kalian masih bisa menyaksikannya secara cuma-cuma di YouTube kanal The Japan Foundation Asia Center. Video ini merupakan rekaman pertunjukan tahun 2019 yang berlangsung di Yurakucho Asahi Hall Tokyo. Pertunjukan ini merupakan kerja sama Garin dengan seniman Jepang. Ia menggandeng Yasuhiro Morinaga dan vokalis band Wednesday Campanella bernama KOM_I.
Sebuah pertunjukan eksperimental yang menarik. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H