Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Matrix: Resurrections", Alur Ceritanya Berantakan

24 Desember 2021   00:29 Diperbarui: 24 Desember 2021   20:56 15254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dulu kami bertepuk tangan usai menontonnya di bioskop (sumber gambar: IMDb)

"Pilihan adalah ilusi. Kamu telah tahu harus berbuat apa... " - Morpheus kepada Bugs.

Wachowski bersaudara sebenarnya paham trilogi "The Matrix" sebaiknya dibiarkan berakhir begitu saja. Memang bitter sweet ending, tapi secara keseluruhan, ketiga film "The Matrix" plus "Animatrix" memberikan pengaruh yang begitu besar terhadap pop culture secara global. 

Oleh karenanya ketika Warner Bros. mengumumkan akan dibuat sekuel "The Matrix" setelah 18 tahun berselang, para fans bertanya-tanya, perlukah? Dan saya yakin ada sebagian fans yang kecewa ketika menyaksikan "The Matrix: Ressurections".

Entah kenapa ada semacam tren di kancah perfilman untuk menghidupkan kembali film lawas yang pernah hits. Memang biasanya setiap era ada saja proyek semacam itu, tapi semakin ke sini semakin menjadi-jadi. Ibaratnya nostalgia itu menarik untuk dijual. Atau kasarannya, nostalgia dan franchise besar masih bisa menarik pundi-pundi uang.

Namun tak semua sekuel/prekuel, reboot, atau adaptasi dari film besar itu gagal dan buruk. Apabila ceritanya menarik dan ada sesuatu yang baru, para fans akan tetap menyukainya. Franchise "The Fantastic Beasts" , "Godzilla", dan "The Hobbit", misalnya.

Nah masalahnya, cerita "The Matrix" sulit untuk diutak-atik. Untuk prekuelnya sudah ada "Animatrix" yang apik. Sedangkan untuk sekuelnya, dua tokoh utamanya, Thomas Anderson alias Neo (Keanu Reeves) dan Trinity (Carrie-Anne Moss) telah menjadi martir demi keberlangsungan manusia dan perdamaian antara manusia dan bangsa mesin (sentinel). Apalagi yang akan dikulik?

Namun bukan Hollywood jika tak pandai membujuk fans untuk ke bioskop menyaksikan kelanjutan kisah Neo dan Trinity. Adapun para fans mungkin sama seperti saya, mereka sebenarnya tak berharap bakal ada sekuelnya, namun tetap penasaran ingin menyaksikannya.

Berikut adalah paragraf-paragraf yang mengupas tentang filmnya. Kuupayakan minim spoiler.

Lebih ke Kisah Cinta Neo dan Trinity

Sekuel "The Matrix" ini sebenarnya lebih mengutamakan hubungan percintaan antara Neo dan Trinity. Walaupun cerita di awal ke sana ke sini tak jelas, namun utamanya adalah hubungan percintaan kedua hero di "The Matrix" tersebut.

Kisah dalam film ini berlatar 60 tahun sejak Neo dan Trinity membebaskan manusia dari jeratan mesin dan virus Agen Smith. Agen tersebut tewas, demikian juga dengan Neo dan Trinity. Para sentinel kemudian mundur, menepati janji, dan perang pun berakhir.

Namun manusia di Zion masih merasa belum aman dari sentinel. Mereka kini tinggal di kota Io, dengan Niobe (Jada Pinkett Smith), salah satu pahlawan perang yang kini menjadi Jenderal.

Bugs (Jessica Henwick) yang menjadi kapten kapal Mnemosyne, mencurigai sesuatu. Rupanya ada dunia Matrix yang menjalankan kode lama. Ia mencurigai ada sesuatu yang membuatnya. 

Benarkah Neo masih hidup? (Sumber gambar: IMDb)
Benarkah Neo masih hidup? (Sumber gambar: IMDb)

Ketika ia menjumpai sosok Morpheus (Yahya-Abdul Mateen II) dalam wujud berbeda, ia menerka-nerka apakah Neo masih hidup dalam wujud yang tak seperti dikenal orang-orang?

Di tempat lain Thomas Anderson (Keanu Reeves) pengembang game, merasa hidupnya ada yang salah. Ia kesulitan membedakan dunia rekaan dan realitas. Selama ini ia dikenal sebagai pengembang game terkenal, Trilogi The Matrix yang ia buat berdasarkan mimpinya.  Dan kali ini ia dituntut untuk membuat game yang tak kalah menarik, sekuel dari "The Matrix".

Ketika ia berada di sebuah kafe, ia menjumpai seorang wanita yang rasanya tak asing dengannya. Ia bernama Tiffany (Carrie-Anne Moss). Thomas merasa dirinya makin tenggelam dalam ilusi. Hingga ia berjumpa Morpheus?

Benarkah ia sosok Neo dalam The Matrix, karakter dalam game buatannya? Benarkah Matrix itu nyata?

Memiliki Unsur Komedi dan Satir

Film keempat dari "The Matrix" ini hanya dibesut oleh Lana Wachowski tanpa saudaranya. Kisahnya melanjutkan kisah yang ada dalam film pendahulunya yang dirilis tahun 2003.

Memang ada benang merahnya di sini, yaitu sosok Sati ditemui Neo saat perang mesin (machine war) yang dulu masih anak-anak, kembali hadir dalam wujud Sati dewasa (Priyanka Chopra). Lalu ada Niobe yang juga menjadi rekan seperjuangan Neo masa lampau.

Salah satu benang merahnya adalah sosok Sati yang kini telah dewasa (sumber gambar: IMDb)
Salah satu benang merahnya adalah sosok Sati yang kini telah dewasa (sumber gambar: IMDb)
Namun entah kenapa ceritanya terkesan dipaksakan. Neo muncul kembali saja rasanya aneh, meski diberikan penjelasan panjang lebar alasan kemunculannya.

Penampilan Keanu Reeves di sini tidak seepik ketika ia memerankan Neo pada 18 tahun lalu. Dialognya pendek-pendek dan sosoknya masih mirip dengan John Wick dengan cambang dan kumisnya.

Keanu di sini nampak lelah, berbeda dengan ketika ia menjadi John Wick. Begitu pula dengan Carrie-Anne Moss. Memang penampilan mereka masih prima apalagi mengingat usia mereka yang tak lagi muda. Atau mungkinkah karena mereka kurang antusias dengan proyek ini?

Alur ceritanya memang berantakan. Aku bertanya-tanya kalau Neo dan Trinity diperankan oleh orang yang sama, mengapa agen Smith dan Morpheus tidak lagi diperankan Hugo Weaving dan Laurence Fishburne. Keduanya hanya muncul di footage untuk memunculkan kembali memori Neo.

Dulu ketika kali pertama menyaksikan "The Matrix" di bioskop sekitar tahun 1999, aku sangat kagum. Adegan ketika Neo dan Trinity menyerbu markas membebaskan Morpheus begitu berkesan. Apalagi musiknya. Kami bertepuk tangan setelah film usai.

"The Matrix" menjadi pijakan baru film science fiction dan cyber punk. Ia juga berpengaruh ke dunia fashion, buku, hingga cara pandang yang baru. Mungkin karena suka akan karakter Neo aku kemudian tertarik masuk jurusan teknik informatika karena ingin bisa jago koding seperti Neo. Aku juga punya kucing yang kunamai Neo.

Dulu juga sampai punya CD MP3 album soundtrack-nya dan masih suka kuputar hingga saat ini. Lagu "Spybreak! (Short One) - Propellheads, "Clubbed to Death" - Rob Dougan, "Prime Audio Soup" - Meat Beat Manifesto, "My Own Summer" - Deftones, dan "Wake Up" - RATM begitu luar biasa saat itu. Salah satu album soundtrack favorit.

Dalam film 2021, tembang "Spybreak" kembali masuk dalam album soundtrack. Begitu juga dengan "Wake Up"-nya RATM.

Dulu kami bertepuk tangan usai menontonnya di bioskop (sumber gambar: IMDb)
Dulu kami bertepuk tangan usai menontonnya di bioskop (sumber gambar: IMDb)
Menurutku "The Matrix 4" lebih berunsur komedi dan satir. Thomas yang dikisahkan harus menyelesaikan sekuel game "The Matrix" membuatku nyengir. Demikian juga dengan dialog di sebuah adegan di mana Warner Bros memaksa untuk membuat sekuel membuatku tertawa geli.

Kehadiran Chad Stahelski dengan peran sebagai suami Tiffany dengan nama Chad juga membuatku tersenyum. Ia adalah stuntman Keanu Reeves di "The Matrix". Lalu naik kelas menjadi sutradara John Wick.

Tentang The Matrix entah kenapa aku selalu merasa Neo adalah Alice versi laki-laki. Ia tertarik mengikuti kelinci (Bugs), memilih dua pil (merah dan biru), dan bertemu dengan dunia yang menarik yang bak mimpi bagi Neo.

Andaikata "The Matrix" kembali dibuat sekuelnya, kuharapkan jalan ceritanya lebih baik. Jangan sampai ceritanya terkesan dipaksakan dan hilang arah.

Apakah Neo adalah Alice dalan wujud pria? (Sumber gambar: IMDb)
Apakah Neo adalah Alice dalan wujud pria? (Sumber gambar: IMDb)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun