Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dua Versi Film "Yuni", Berikut Perbedaannya

11 Desember 2021   18:49 Diperbarui: 11 Desember 2021   18:52 22267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yuni dan kawan-kawannya suka ngobrol banyak hal (sumber gambar: celebrities.id)

Film "Yuni" rupanya memiliki dua versi. Versi pertama adalah versi festival yang sempat kutonton secara daring di Vancouver International Film Festival (VIFF) pada awal Oktober 2021. Selanjutnya juga ada versi bioskop,tayang reguler mulai Kamis (9/12), yang memiliki durasi lebih panjang sekitaran 30 menit. Lantas apa saja bedanya "Yuni" versi festival dan versi bioskop.

Ups artikel ini mengandung spoiler. Disarankan untuk membacanya setelah menyaksikan filmnya.

Jawaban dari perbedaan versi itu ada banyak. Yang utama adalah kesan yang didapatkan selama menyaksikan film. Ada kesan yang berbeda kudapatkan setelah menyaksikan versi festival internasional dan versi bioskop.

Kesan berbeda ini didapatkan dari penambahan durasi sehingga cerita makin detail. Lalu perubahan di adegan penutup  juga ada perubahan di urutan cerita.

Dalam versi festival, sorotan utamanya adalah Yuni. Siapa Yuni, mimpi dan halangan yang dialaminya. Lengkap dengan musikalisasi "Hujan Bulan Juni" yang pas menggambarkan situasi yang dialami Yuni. Hal ini juga diperkuat dengan cerita Yuni yang gemar warna ungu.

Sedangkan dalam versi bioskop, problema Yuni sebagai anak perempuan di Banten yang lebih disorot. Bagaimana 'doktrin', lingkungan, dan orang-orang sekelilingnya seperti memenjara sosok Yuni yang cerdas dan aktif.

Inti ceritanya sama. Dikisahkan Yuni yang lahir bulan Juni adalah gadis cerdas dan aktif. Ia sebenarnya ingin melanjutkan sekolah, namun lingkungan sekelilingnya rata-rata lebih mengutamakan pernikahan selekasnya bagi perempuan.

Urusan dapur, sumur, dan kasur, terus-menerus didoktrikkan ke anak perempuan. Mau nanti rumah tangganya berhasil atau gagal itu urusan nanti. Yang penting cepat 'laku' dulu.

Hingga suatu ketika Yuni mendapatkan lamaran. Lamaran pertama ia coba tampik. Lamaran kedua, ia ragu-ragu. Ada pamali bakal susah jodoh apabila seorang gadis menampik lamaran kali kedua. Apa yang kemudian dilakukan oleh Yuni.

Ya, film ini banyak mengupas sisi kultur dan sisi sosial kemasyarakatan di sekitaran Cilegon yang masuk Banten. Bahasanya yang banyak dipakai dalam film ini adalah Jawa Serang, dengan kata 'sire' untuk kamu dan 'kite' untuk aku.

Dari sini ada mulailah spoiler-nya. Mudah-mudahan tidak banyak.

Dalam film ini banyak dikupas tentang hal-hal yang tidak  menguntungkan bagi perempuan. Misalnya tes keperawanan yang pernah digagas seorang calon bupati, kemudian 'doktrin' perempuan agar tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, isu poligami, juga perempuan yang dituntut bisa melakukan banyak hal, mengasuh anak dan juga bekerja.

Isu sosial lainnya adalah tentang kebebasan bersuara dan pengrusakan alam yang mengubah lingkungan.

Nah, lantas apa perbedaan antara versi festival dan versi bioskop? Oh iya untuk versi festival sudah pernah kuulas di artikel berikut ini (Cerita Gadis  yang Mimpinya Terpasung).

1. Dihiasi lagu-lagu yang kocak dan sesuai dengan temanya

Lagu-lagu dalam film ini umumnya lagu dangdut dan pop rock yang populer pada masa tahun 90-an. Ada lagu "Bondolan", juga "Tua-tua Keladi" dan "Mimpi" ketika Anggun masih menggunakan nama lengkap Anggun C. Sasmi.

Nah lagu "Bondolan" ini dibawakan si nenek Yuni dan teman-temannya, sesama teman pengajian atau kasidahan. Liriknya lucu berbahasa Jawa.

Bocah wadon doyan lanang
Bocah lanang doyan wadon
pada doyane
Dikawinaken

Dalam lagu yang dipopulerkan Sarah Brillian ini, yang dimaksud dengan wadon bondolan itu rupanya perempuan yang suka keluyuran.

Sedangkan lagu "Mimpi"-nya Anggun cocok menggambarkan harapan dari Yuni, Suci, dan kawan-kawannya. Tembang "Tua-tua Keladi" pas menyindir salah satu karakter yang muncul dalam film ini.

Dia bilang aku cantik
Dia pun bilang ku menarik
Dia bilang bodyku asik
Hingga dada ini deg-degan
Mulut lelaki katanya selalu begitu
Apalagi dia yang masih suka dengan gadis remaja

Oh iya musikalisasi puisi Sapardi Djoko Damono seingatku malah lebih banyak di versi festival daripada versi bioskop.

2. Karakter-karakter Lebih Ekspresif dan Tergali

Dalam versi bioskop, karakter Yuni yang diperankan Arawinda Kirana tidak hanya maniak ungu, ia juga lebih ekspresif. Ia mudah bergaul, suka bernyanyi, mandiri, dan suka mencobai sesuatu.

Si nenek yang diperankan oleh Nazla Thoyib juga ekspresif. Ia pandai bernyanyi  bergoyang, juga merokok. Ia tipe nenek gaul nan lincah.

Sosok Suci (Asmara Abigail) juga di sini lebih tergali. Siapakah ia, awal pertemuannya dengan Yuni juga diceritakan. Dinamika emosinya lebih terlihat.

Siapakah Suci juga lebih tergali di sini (dokumentasi pribadi)
Siapakah Suci juga lebih tergali di sini (dokumentasi pribadi)
Begitu pula dengan Ayu Laksmi yang di sini berperan sebagai penyanyi rock. Ia memberikan petuah kepada Yuni yang mempengaruhinya.

3. Hubungan yang hangat antara Yuni dan kedua orang dan neneknya

Dalam film versi bioskop, hubungan Yuni dan kedua orang tua  juga dengan neneknya terasa lebih hangat.  Yuni kerap mengobrol dengan ibunya yang diperankan Nova Eliza melalui video call.

Ayahnya (Rukman Rosadi) juga akrab dengan putrinya meski jarang bertemu. Yuni sendiri dengan neneknya juga suka bersikap manja dan kadang-kadang mengusilinya. Neneknya juga sayang kepadanya.

4. Obrolan kawan-kawannya

Yuni bersama kawan-kawannya, Sarah, Nisa, Tika, dan lainnya juga akrab. Obrolan mereka macam-macam hingga mengarah ke hal-hal yang dirasa tabu. Mereka berbicara tentang hubungan intim, nasib perempuan setelah menikah, dan sebagainya.

Ada adegan yang mengejutkan di versi bioskop. Hal ini dikarenakan Yuni penasaran dengan celetukan temannya.

Yuni dan kawan-kawannya suka ngobrol banyak hal (sumber gambar: celebrities.id)
Yuni dan kawan-kawannya suka ngobrol banyak hal (sumber gambar: celebrities.id)
5. Perkenalan Yuni dan orang-orang yang Menaksirnya

Yuni memang cantik dan menarik. Tak heran banyak yang naksir kepadanya. Ada sosok Iman yang langsung ingin melamarnya. Di sini pertemuan antara Yuni dan pria-pria yang menyukainya lebih tergali.

Demikian pula dengan Yoga (Kevin Ardilova). Karakter Yoga juga lebih tereksplorasi di sini.

6. Sisi Puitis

Dari sisi puitis, ada banyak puisi yang muncul baik di film bioskop maupun versi festival. Namun menurutku sisi festival lebih puitis.

Nah di versi bioskop ada adegan yang menarik tentang Yuni yang melihat versi dirinya yang berbeda. Menurutku ini adegan yang unik dan pas menggambarkan dilema yang dihadapi si Yuni.

7. Ending yang Multiintepretasi

Yang juga mengejutkan, adegan penutup "Yuni" juga berbeda. Kedua-duanya bisa multiintepretasi. Hanya versi bioskop lebih surealis, seperti mimpi. Pas dengan lagu yang muncul di situ yaitu lagu "Mimpi"-nya Anggun. Di versi festival, lagu penutupnya seingatku "Hujan Bulan Juni" yang menguatkan sisi puitisnya.

Versi festival lebih puitis dan versi bioskop lebih detail dalam menyuarakan sisi sosial kultural. Kedua-duanya sama-sama bagus.  Film besutan Kamila Andini ini patut ditonton. Jangan sampai cepat turun layar tergeser oleh "Spider-Man"

Yuni penggemar warna ungu yang melambangkan banyak hal, termasuk sisi sensual, kuasa, dan glamour (sumber gambar: detik.com)
Yuni penggemar warna ungu yang melambangkan banyak hal, termasuk sisi sensual, kuasa, dan glamour (sumber gambar: detik.com)
Omong-omong versi mana yang digunakan untuk dikirimkan ke Oscar ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun