Ini perjumpaan keduaku dengan sentra gerabah Banyumulek di Lombok Barat. Di sini adalah sentra gerabah di Lombok, satu kampung sepertinya semuanya andal membuat kerajinan gerabah. Hasil kerajinan mereka memiliki bentuk dan kreasi yang apik. Mengagumkan.
Perjumpaan pertama dan kedua lagi-lagi diingatkan dengan kisah Banyumulek dan kendi maling. Tapi tunggu sebelum aku bercerita tentang Banyumulek dan lainnya, perkenankan aku menyampaikan kekagumanku pada sentra gerabah ini.
Jika sentra gerabah di  beberapa darerah terasa mulai menurun apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka di sini kerajinan gerabah tetap hidup. Dua kali ke sini dan aku masih takjub dengan kreasi gerabah yang dihasilkan.
Hasil kerajinannya semuanya menawan, ada yang bentuknya tradisional dengan mempertahankan ciri khas seperti tokek, juga ada yang bentuknya terasa modern. Ya, tak diragukan lagi, kualitasnya memang kualitas ekspor. Kerajinan di sini banyak diekspor ke negara Rusia dan negara-negara Eropa lainnya.
Kreasinya pun beragam. Dari guci-guci alias bong dan gentong beragam ukuran, vas bunga, celengan, hiasan dinding, peralatan memasak, mug, asbak, tatakan gelas, tempat payung, kendi, peralatan makan, dan masih banyak lagi. Aku mengaguminya satu-persatu.
Dulu kali pertama ke sini  semuanya dikerjakan secara manual dengan peralatan yang juga masih tradisional. Minggu lalu ke sini aku lupa nanya. Tapi jika melihat peralatan di lokasi sepertinya juga masih tradisional. Semuanya bergantung pada keahlian dan pengalaman pengrajinnya.
Jaman SMA, ada pelajaran kesenian keramik. Hal ini dikarenakan Malang, tepatnya di Dinoyo  juga merupakan sentra keramik. Di sana kami belajar tentang seni keramik dan juga belajar membuatnya. Kupikir mudah seperti dalam film "Ghost", eh ternyata hasilnya pletotan, bentuknya tidak jelas hahaha.
Oleh karenanya aku selalu salut dengam para pengrajin gerabah. Mereka juga seniman karena juga menyertakan unsur estetika di setiap karyanya.
Jenis gerabah di sini ada yang diwarnai, dilukis, atau diberikan kulit telur. Cantik.
Banyumulek artinya air yang mulek alias berputar-putar, berada di situ-situ saja. Konon ada cerita daerah ini pernah mengalami banjir yang airnya berputar di situ aja. Juga ada versi lain, di situ ada sumber air yang airnya jernih dan nikmat.
Di sini produk yang paling unik adalah kendi maling. Biasanya pemandu wisata atau si petugas dari gerai tersebut menunjukkan cara kerjanya. Kendinya lehernya lebih panjang pada umumnya, memiliki motif, dan tutupnya tak bisa dibuka.
Mereka menyiapkan kendi tersebut. Lalu ada air dalam wadah. Nah air tersebut dimasukkan ke kendi tapi bukan dari atas, melainkan dari bawah. Uniknya airnya tak tumpah ketika kendi diposisikan normal.
Konon kendi maling dibuat untuk mengelabui kalangan tertentu yang ingin meracuni sang raja. Jika melihat desainnya, si perancang kendi maling ini ahli dalam soal fisika.
Bahan gerabah ini merupakan tanah liat yang banyak dijumpai di Gunung Sasak. Tanah liat diproses sedemikian rupa, setelah halus dicampur air dan dioleh kadi beragam kreasi. Menariknya para pengrajin gerabah umumnya perempuan, para prianya yang bertugas mencari tanah liat dan melakukan pembakaran.
Biasanya tiap gerai menyediakan jasa untuk pengepakan agar aman saat dijadikan buah tangan. Jadinya lombok bukan hanya soal madu, rumput laut, mutiara, dan tenun Sasak, namun juga salah satu sentra kerajinan gerabah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H