Setelah ke sawah, mereka biasanya menenun di rumah. Mereka juga tetap mengurus rumah tangga, memasak dan mengasuh anak-anaknya.
Oleh karena pekerjaan sebagai istri itu banyak, maka proses menenunnya tidak bisa cepat, curhat penenun. Meski demikian, nampak terlihat mereka mencintai aktivitas tenun dan memikirkan cara bagaimana anak-anaknya mereka nanti menguasai ketrampilan ini.
Sisi menarik dari pusat tenun ini mereka menggunakan pewarna alami. Kuning dari kunyit, hitam dari kayu suren, dan hijau dari daun komag.
Setelah kenyang dapat ilmu dan berwisata di Sembalun, kami pun beristirahat di penginapan, sambil menikmati te tarian khas Sembalun. Cerita di penginapan Pesona Rinjani mungkin akan kusampaikan kemudian hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H