Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Hawa Segar dan Panorama Memikat di Sembalun Lombok

10 Desember 2021   09:08 Diperbarui: 10 Desember 2021   09:26 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monyetnya lapar mungkin karena dingin (dokumentasi pribadi)


Para pengelola paralayang di Bukit tersebut rata-rata sudah terlatih, beberapa juga sudah punya lisensi. Olahraga ini mulai hadir pada tahun 2013, ketika ada kelompok fotografer yang melakukan paralayang di tempat tersebut.

Kelompok Sembalun Community Development Center (SCDC) kemudian tertarik mempelajarinya. Mereka dilatih oleh Persatuan Gantole dan Paralayang Indonesia Malang yang sudah sukses mengembangkan wisata olahraga ini di Gunung Banyak, Malang.


Kemasyuran Rinjani dan daerah sekelilingnya sayangnya menyisakan problema. Masalah tersebut adalah sampah. Menurut Muji, masalah sampah ini masih menjadi PR bagi SCDC. Bagaimana mereka mendidik wisatawan dan bagaimana memanejemen sampah menjadi tantangan tersendiri.

Wah masih mendung jadinya Rinjani tertutup kabut dan mendung (dokumentasi pribadi)
Wah masih mendung jadinya Rinjani tertutup kabut dan mendung (dokumentasi pribadi)

Bertani, Beternak, dan Bertenun

Di Desa Sembalun rata-rata masyarakatnya menjadi petani dan peternak sapi. Sapinya cokelat dan nampak anggun. Mereka pandai mendaki. Ketika kami menuju Bukit Selong, beberapa sapi juga sudah asyik merumput di bukit sebelah.

Sapi-sapinya pandai mendaki (dokumentasi pribadi)
Sapi-sapinya pandai mendaki (dokumentasi pribadi)

Warganya suka bertanam bawang putih di rumah-rumah mereka. Di sini juga ada varietas lokal beras merah. Oh iya juga ada wisata petik stroberi di sini.

Selain bersawah, juga ada pusat kerajinan tenun yang dikelola belasan warga desa. Kerajinan Tenun Lebak Lauk, misalnya.
Di sini penenun masih suka menggunakan alat tenun tradisional.

Motifnya di antaranya motif gunung Rinjani, burung, dan motif londong. Bertenun di sini bisa bermakna melestarikan kebudayaan, juga wujud pengabdian istri kepada suami.

Meski sudah sepuh, sang nenek masih lincah menenun (dokumentasi pribadi)
Meski sudah sepuh, sang nenek masih lincah menenun (dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun