Kawasan Mandalika telah ditetapkan sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP) bersama empat daerah lainnya yaitu Danau Toba, Labuan Bajo, Likupang, dan Borobudur.
Mandalika Lombok memang kaya potensi wisata. Seperti apa potensi wisata DSP Mandalika, serta bagaimana peluang dan tantangannya dibahas dalam konferensi internasional yang diselenggarakan KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF bekerja sama dengan Harian Kompas, Rabu (1/12) di Hotel Raja Kuta Mandalika, Lombok.
Mandalika, Nusa Tenggara Barat, memiliki bentang alam yang indah dan unik. Kawasan ini memiliki jajaran pantai yang menawan, di antaranya Pantai Kuta, Tanjung Aan, Pantai Selong Belanak, dan Pantai Mawun.
Kuta Mandalika juga memiliki sejumlah gunung dan bukit dan yang menghampar hijau. Gunung Rinjani dan Bukit Merese, misalnya.
Belum lagi jika bicara tentang pesona wisata budayanya seperti Desa Sade dengan kekhasannya yang dipertahankan, kerajinan songket, tenun ikat, gerabah, dan perhiasan mutiara. Juga, tentang wisata kulinernya dari plecing kangkung hingga ayam merangkat. Mandalika punya potensi wisata tersebut.
Daerah ini juga memiliki potensi di bidang wisata olahraga. Olahraga paralayang, sepeda, triathlon, dan surfing, misalnya. Apalagi saat ini Mandalika juga memiliki sirkuit balap bertaraf internasional.
Event World Superbike (WSBK) telah sukses diadakan baru-baru ini. Begitu juga dengan Asia Talent Cup. Para peserta nampak antusias dan animo penonton, baik domestik maupun mancanegara juga cukup tinggi. Namun, penyelenggaraan dua kejuaraan tersebut belum sempurna. Ada beberapa catatan yang bisa dijadikan poin peningkatan kedepannya.
Nah, tentang potensi wisata Mandalika, Lombok, juga hal-hal berkaitan dengan peluang dan sejumlah tantangan, dibahas secara menarik oleh sejumlah tokoh nasional dan daerah, pakar lintas disiplin ilmu, dan para praktisi dalam konferensi internasional yang memiliki tema utama "Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism".
Pembukaan Konferensi Internasional oleh Sekda NTB Lalu Gita Ariadi, Deputi  Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Rizki Handayani beserta para narasumber membuka acara dengan menabuh gendang beleq (dokumentasi pribadi)