Wah... kami langsung antusias melihat panorama yang disajikan oleh Siwa Cliff, sebuah restoran yang berada di tebing. Dari tempat makan ini kami bisa menikmati panorama menawan, bebukitan yang hijau dan laut yang menghampar.
Kami mendapat tempat di lantai dua. Dari sini pengunjung bisa mendapatkan jangkauan pandangan yang lebih luas. Ada kursi-kursi tinggi yang disediakan pengunjung menghadap ke spot panorama, sehingga ia bisa bersantap sambil menikmati pemandangan alam Mandalika dari atas.
Wah tempat yang bagus bagi mereka yang suka berburu ambience tertentu, atau mereka yang suka hunting foto. Teman-teman kompasianer langsung sigap berfoto-foto, foto obyek panorama atau minta difotokan.
Bu Helianti Hilman yang menjadi salah satu pembicara konferensi internasional tentang Lombok pada siang harinya (Rabu, 1/12) juga ikut bergabung. Aku dan beberapa kawan kompasianer kemudian asyik mengobrol tentang kuliner unik bersama Bu Heli.
Bu Heli dari Jafara ini giat mengangkat bahan-bahan unik dan khas dari daerah, lalu dikemas menjadi produk atau pengalaman gastronomi yang menarik. Obrolan dengan Bu Heli mungkin kusampaikan nanti lebih detail.
Ya makan malam sudah siap. Sambil menikmati makan malam berupa ikan dan ayam, kami menyimak pesan-pesan dari Bu Rizki Handayani Mustafa, Deputi Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Baparekraf.
Menunya Apa Saja?
Tempat makan ini memiliki interior yang apik, berkesan kasual elegan. Asyik buat tempat bersantap bagi yang suka sendirian ataupun yang suka makan beramai-ramai.
Namun bakal ada yang kurang apabila kita tak membahas menunya. Ada dua menu utama yang disajikan di meja. Menu ikan dan ayam. Dua-duanya disajikan cantik mengundang selera.
Menu pertama adalah barramundi fillet. Ikan baramundi digoreng dan disajikan dengan kol, serutan adas, almond, kismis, daun bawang, dan lemon.
Ikannya enak dan gurih, hanya sedikit hambar. Namun ketika disantap bareng pendampingnya, almond, kol, dan kawan-kawannya makan rasanya jadi unik. Ada sensasi renyah dan segar.
Menu berikutnya adalah Indonesian charred chicken. Yaitu ayam yang dimarinasi dengan bumbu Bali, disajikan dengan tumis sayuran, saus, dan sambal.
Nah untuk yang kedua ini aku suka banget dengan tumis sayurannya. Ayamnya juga bumbunya meresap meski sedikit hambar untuk ukuran orang Indonesia. Beberapa teman merasa kurang asin dan berharap di meja ada wadah lada dan garam.
Secara keseluruhan tempat makan ini menyajikan ambience dan pengalaman bersantap yang menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H