Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nero, KOMiK, Kompasianer, dan Kompasiana

28 November 2021   12:14 Diperbarui: 28 November 2021   12:15 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nero sejak kehadirannya selalu memberiku inspirasi (dokpri)


Semalam sebaiknya aku tidak bercerita tentang Nero. Oleh karena aku pasti teringat kepadanya dan bersedih. Tapi memang Nero, kucing orenku, itu yang banyak memberikanku inspirasi menulis di Kompasiana. Kisah-kisah tentangnya baik riil atau dalam kisah fiksi banyak bertebaran di Kompasiana.

Mengapa Nero? Mengapa bukan kucing yang lain?

Entahlah. Mungkin karena Nero kurawat sejak bayi ketika dewasa. Kucing-kucing memang juga ada yang kurawat sejak bayi, tapi aku masih kecil kala itu. Alhasil ingatanku masih samar-samar tentang mereka.

Nero lahir November 2014, tujuh tahun lalu. Kehadirannya langsung memberikan warna pada hidupku. Ia nakal, ia lucu, ia suka bermanja juga mengusiliku.

Nero suka melongok bila aku makan mie goreng. Ia juga merajuk meminta keju dan susu. Tapi makanan favoritnya adalah ayam goreng.

Suatu kali ia pernah nakal sekali. Ia pernah mencuri satu ekor utuh ayam kampung yang beberapa jam sebelumnya kurebus.

Saat itu aku sudah siap untuk memasak soto. Sebagian ayam mau kuungkep dan kubuat ayam goreng.

Tutup panci rupanya telah bergeser. Aku pun curiga. Eh di dalam panci, air kaldu tinggal sedikit dan ayamnya sudah lenyap.

Lalu kudengar sesuatu. Bunyi si kucing lagi makan. Lalu si kucing oren itu muncul dengan sisa ayam di mulutnya. Astaga.

Padahal pancinya sudah kututup.
Rupanya ia bisa menggesernya. Aku masih bingung bagaimana caranya ia mengeluarkan ayam.

Ya berkat Nero, kucing-kucing lain pun ikut berpesta ayam hari itu. Sudah tidak bisa dimakan, ya buat mereka saja. Tinggal aku yang bingung masak apa hari itu.

Gara-gara Nero, aku jarang menyantap jatah makan siang jika ada rapat. Bila menunya ayam goreng langsung kubawa pulang, aku pilih beli makan lainnya di kantin. Kawan-kawan suka meledekku yang suka bawa ayam goreng pulang.

"Waduh si Nero sudah kayak manusia, makannya ayam Kaepci..." kawan-kawan berseloroh..

Nero doyan banget makan ayam goreng (dokpri)
Nero doyan banget makan ayam goreng (dokpri)

Eh nggak hanya ayam sih. Kadang-kadang ikan goreng separuh juga kubawa pulang. Kutaruh di wadah plastik tebal biar baunya tak menyebar.

Kata teman-temanku, Nero adalah raja. Aku adalah pelayannya hahaha.

Namun kemudian beberapa kawanku tertular ikut memelihara si kumis berkaki empat. Mereka juga ikut-ikutan membawa sisa ikan atau ayam di wadah khusus untuk kucing-kucing mereka.

Kucing memang sahabat terbaik bagi mereka yang bekerja di informatika. Hahaha bercanda. Tapi kami memang rata-rata sering bekerja hingga malam. Di rumah juga biasanya masih lanjut bekerja. Ada yang sibuk di programming, membuat analisa sistem, hingga membuat kajian-kajian merancang strategi sistem informasi di sebuah institusi. Kehadiran kucing membuat kami nyaman, setidaknya ada perasaan ditemani.

Meski sudah bergabung dengan Kompasiana tahun 2010, aku baru rajin menulis tahun 2013.  Aku juga tak tahu kenapa memilih bergabung dengan Kompasiana saat itu. Mungkin memang sudah jalannya.

Sejak Nero hadir, aku suka menyisipkan artikel tentang kucing. Artikel-artikel fiksi juga banyak yang menggunakan karakter Nero.

Tahun lalu aku mengumpulkan artikel fiksi tentang kucing untuk kujadikan buku. Dan rupanya sudah banyak terkumpul. Buku berjudul "Tarian Kucing di Bulan Purnama dan Kisah Kucing-kucing Lainnya" adalah buku yang kupersembahkan untuk Nero dkk.

Ketika kutunjukkan buku itu ke Nero, ia hanya melengos. Ia mungkin heran kenapa wajahnya jadi seperti gambar kartun.

Semua cover buku solo yang dibuat keponakanku semua memuat Nero (dokpri)
Semua cover buku solo yang dibuat keponakanku semua memuat Nero (dokpri)

Nero membuatku berangan-angan. Apabila ada pesawat alien tiba, aku akan membawa Nero bersamaku. Atau ada kisah, aku dan Nero berkunjung ke kucingtopia, di sana aku dan Nero menari dan bergembira bersama di bawah terang bulan purnama.

Ya, kisah Nero akan selalu abadi di Kompasiana. Tulisan terakhir tentang Nero adalah kisah bersambung "Berlari Bersama Kucing". Itu adalah kisah fiksi yang paling emosional kubuat. Sebuah cerita perpisahan untuk Nero.

Nero mengucapkan selamat jalan kepadaku. Ia muncul setelah tiga bulan menghilang, sekitar awal bulan Oktober. Tubuhnya sudah tak lagi sama seperti dulu. Aku yakin ia hanya ingin datang berpamitan. Mungkin itu hanya ruhnya.

Kami melewatkan waktu hanya berdua saat itu. Aku tahu aku tak akan melihatnya lagi untuk masa mendatang. Tapi aku sudah merasa lega karena ia masih berkenan datang menyapa dan berpamitan.

Ia tak lagi datang sejak itu.

Oleh karena Nero, aku banyak berimajinasi. Ditemani Nero aku melahirkan tulisan-tulisan lainnya yang kemudian kuungah di blog pribadi dan Kompasiana.

Ucapan Terima Kasih Kepada Komiker Kompasianer, Kolaborator, dan Admin Kompasiana
Memang tidak semua kegiatan bersangkutan dengan Nero.

Kegiatan-kegiatan di KOMiK banyak terbantu oleh teman-teman admin KOMiK, para Komiker, para Kompasianer, admin Kompasiana, dan juga para kolaborator.

Pak Agung memberikanku kepercayaan dan tongkat estafet kepemimpinan KOMiK. Dina dan Yogi memberikan banyak energi dan pemikiran untuk membesarkan KOMiK.

Lalu muncul  admin baru yang penuh ide kreasi. Ada Linda, Noval, dan Maidy. Mereka membantu mewujudkanku mengadakan acara-acara unik seperti nobar tematik, membuat buku film, membuat filmpedia di Wikipedia, nobar di Perpusnas, nobar virtual bareng Kinosaurus, Liga KOMiK dengan konsep kompetisinya yang melelahkan namun juga menyenangkan, juga mencoba mengikuti kompetisi membuat kritik film dan film pendek.

Pak Khun alias Pak Ang Tek Khun juga sangat membantu kami dalam mengedit majalah KO-Magz. Ia juga membantu kami mengedit buku film perjuangan. Babeh Helmi juga orang di balik layar yang sering mendukung kami, baik dalam hal materi maupun dukungan moril. Beliau yang mengenalkan kami ke film-film Thailand. Ia juga tak sungkan mengritik kinerjaku atau memberiku semangat.

Bisa foto bareng dengan aktor aktris populer Thailand berkat Babeh Helmi (dok. KOMiK/Babeh)
Bisa foto bareng dengan aktor aktris populer Thailand berkat Babeh Helmi (dok. KOMiK/Babeh)


KOMiK sendiri tak bakal besar tanpa para Komiker. Ada begitu banyak Komiker yang selalu mendukung, ada Pak Sutiono, Pak Taufik Uieks, Mba Muthiah Alhasany, Andri mas Bro, Taufik Bule, kang Topik, mba Denik, Etha, Deny Oey, Yonathan, mba Windhu, Adica, kang Sae, om Nduut, kak Nuty, Sam Azhar, Uwan, bu Elisa, mas Rahab, Arum Butler, Ini Nisa, mba Anna, Efa, Dzul Ichsan, dan masih banyak lagi.

Juga ada rekan-rekan yang sering membantu kinerja KOMiK seperti Raja Lubis yang mengomandani Forum Festival Bandung, Ridho Rhoma yang sering berbagi hal seru dan menjadi contoh pengulas film bisa jadi sutradara, kak Jonas dari CGV yang sering mengundang nobar premiere, Agung Jarkasih dengan Bale Films-nya yang menyebarkan semangat membuat film dari kampung di Kabupaten Bogor, tim Genflix dan tim Festival Kebhinekaan yang memberikan kepercayaan kepada kami, dan masih banyak lagi lainnya.

Tentunya juga admin Kompasiana, seperti mas Nurul, mas Nurul, mba Widha, Nindy, mas Kamil, mas Hafidz, mba Like, mas Rizki yang sering kami repoti untuk membuat kata pengantar, membuat cover buku, dan koordinasi kegiatan KOMiK lainnya. Kami juga kadang-kadang protes yang mereka tanggapi dengan sabar.

Saya sendiri banyak belajar dan mendapatkan wawasan dari para Kompasianer. Om Har yang suka komen out of the box (ini sudah lama tak muncul), saya juga suka bercanda dan ledek-ledekan dengan mba Yayat, mba Mut, dan mas Rahab, Reno si smurf kacamata yang suka berpikir rumit hahaha, Pak Tjip dan Bu Tjip yang bijak, Pak Thamrin Dahlan, kang Pepih, dan alm Pak Thamrin Sonata sebagai mentor yang sabar, Pak Isson dan Pak Yon yang tulisannya joss kaya data, Khairunissa yang sudah seperti sepupuku, duo Satto Raji yang kreatif, Zulfik dan Willy yang penuh semangat, juga masih banyak lainnya yang belum kusebut.

Ada bantuan Pak Khun ketika melahirkan majalah KO-Magz. Pak Thamrin juga pernah membantu mencetaknya untuk dokumentasi (dokpri)
Ada bantuan Pak Khun ketika melahirkan majalah KO-Magz. Pak Thamrin juga pernah membantu mencetaknya untuk dokumentasi (dokpri)

Tentunya juga ucapan terima kasih kepada pasangan. Berkat hobinya nonton film horor juga kegemarannya mengoleksi semua hal tentang sejarah dan militer (buku, mokit, miniatur pesawat, dan video dll) jadi menambah wawasan tentang keragaman film horor juga menambah wawasan tentang sejarah bangsa dan dunia yang tak banyak diketahui awam.

Berkat semua teman-teman, saya dan komunitas KOMiK bisa sampai sejauh ini. Predikat Kompasianer of The Year 2021 dan The Best Community 2020 adalah andil dari kalian semua.

Pasti seru jika suatu saat bisa nobar layar tancap seperti ini lagi. Sebelumnya pesta makan lagi dijamu Kedutaan Denmark (sumber foto: bang Rahab)
Pasti seru jika suatu saat bisa nobar layar tancap seperti ini lagi. Sebelumnya pesta makan lagi dijamu Kedutaan Denmark (sumber foto: bang Rahab)


Kompasiana adalah wadah untuk para penulis berkembang dari segi kualitas tulisan, menumbuhkan jaringan, dan juga menambah wawasan. Sedangkan komunitas adalah wadah untuk minat, tumbuh bersama, dan tentunya bersenang-senang. Keduanya akan berjalan seiring sejalan.

Tetap semangat menulis teman-teman dan raih kejutannya di suatu saat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun