Gara-gara Nero, aku jarang menyantap jatah makan siang jika ada rapat. Bila menunya ayam goreng langsung kubawa pulang, aku pilih beli makan lainnya di kantin. Kawan-kawan suka meledekku yang suka bawa ayam goreng pulang.
"Waduh si Nero sudah kayak manusia, makannya ayam Kaepci..." kawan-kawan berseloroh..
Eh nggak hanya ayam sih. Kadang-kadang ikan goreng separuh juga kubawa pulang. Kutaruh di wadah plastik tebal biar baunya tak menyebar.
Kata teman-temanku, Nero adalah raja. Aku adalah pelayannya hahaha.
Namun kemudian beberapa kawanku tertular ikut memelihara si kumis berkaki empat. Mereka juga ikut-ikutan membawa sisa ikan atau ayam di wadah khusus untuk kucing-kucing mereka.
Kucing memang sahabat terbaik bagi mereka yang bekerja di informatika. Hahaha bercanda. Tapi kami memang rata-rata sering bekerja hingga malam. Di rumah juga biasanya masih lanjut bekerja. Ada yang sibuk di programming, membuat analisa sistem, hingga membuat kajian-kajian merancang strategi sistem informasi di sebuah institusi. Kehadiran kucing membuat kami nyaman, setidaknya ada perasaan ditemani.
Meski sudah bergabung dengan Kompasiana tahun 2010, aku baru rajin menulis tahun 2013. Â Aku juga tak tahu kenapa memilih bergabung dengan Kompasiana saat itu. Mungkin memang sudah jalannya.
Sejak Nero hadir, aku suka menyisipkan artikel tentang kucing. Artikel-artikel fiksi juga banyak yang menggunakan karakter Nero.
Tahun lalu aku mengumpulkan artikel fiksi tentang kucing untuk kujadikan buku. Dan rupanya sudah banyak terkumpul. Buku berjudul "Tarian Kucing di Bulan Purnama dan Kisah Kucing-kucing Lainnya" adalah buku yang kupersembahkan untuk Nero dkk.
Ketika kutunjukkan buku itu ke Nero, ia hanya melengos. Ia mungkin heran kenapa wajahnya jadi seperti gambar kartun.