Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Eternals", Panggung Mitologi ala Marvel

10 November 2021   23:51 Diperbarui: 12 November 2021   02:50 2104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memperkenalkan 10 karakter tentunya tak mudah (sumber gambar: IMDb)

Lekat dengan Puisi Ala Chloe Zhao

Tidak mudah melakukan pengenalan dan penggalian cukup banyak karakter dalam waktu singkat. Menurut saya Chloe Zhao cukup berhasil memperkenalkan para karakter lewat penampilan sosok Eternal yang beragam. Ya, ada banyak nama. Namun saya yakin penonton bisa mengingatnya, apalagi kemampuan dan ciri fisik mereka juga khas.

Memperkenalkan 10 karakter tentunya tak mudah (sumber gambar: IMDb)
Memperkenalkan 10 karakter tentunya tak mudah (sumber gambar: IMDb)


Latar Eternals, Arishem, dan Deviant juga relatif mudah dipahami. Gambaran Arishem dan Eternals ada kemiripan dengan mitologi yang dipercaya sebagian kalangan, misalnya tentang gambaran ancient alien, kisah Annunaki, kisah Prometheus, digabung dengan mitologi Yunani dan daerah lainnya.

Marvel dengan cerdik merangkai cerita Eternals dengan kisah Avengers sebelumnya yakni peristiwa blip. Di dalam cerita juga disampaikan alasan mereka tak ikut membantu manusia melawan Thanos.

Secara umum premis kisah "Eternals" menarik. Chloe Zhao juga memberikan ciri khasnya lewat visual panoramik yang terasa puitis dengan ruang renungan.

Alhasil film ini lebih seperti kisah mitologi apabila dibandingkan dengan kisah superhero Marvel pada umumnya. Bahkan dengan kisah Thor yang juga dari dongeng mitologi Nordik juga terasa berbeda nuansanya.

Ya, ini bisa jadi kelemahan atau juga bisa jadi pembeda dengan film Marvel lainnya. Alur dalam "Eternals" terasa lambat dan datar. Bahkan menurut saya agak cenderung membosankan. Bukan berarti biar ceritanya tidak membosankan, harus dipenuhi adegan laga, bukan seperti itu. Ada sesuatu yang mengganjal sehingga filmnya terasa kurang lepas.

Bagian pencair adalah sosok Karun, asisten Kingo yang polos. Celetukannya berhasil membuat tertawa. Ia diperankan apik oleh Harish Pastell.

Chloe nampaknya berupaya keras memunculkan keragaman ras di sini, dari sosok fisik, kemudian ada sosok yang tunawicara, tidak bisa tumbuh dewasa, dan gay. Namun, ia kurang menambahkan semacam emosi yang bisa membuat penonton peduli terhadap tiap-tiap karakter Eternal tersebut.

Solusi dari konfliknya juga terasa kurang epik. Entahlah, rasanya setelah film berakhir, saya merasa datar. Malah kemudian asyik membahas pemenang FFI daripada film ini. Ini bisa jadi catatan apabila "Eternals" akan dibuat sekuelnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun