Ya, ada banyak hal yang bisa dikulik dan dibagikan dari Danau Toba. Oleh karenanya tak heran apabila Danau Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO pada bulan Juli 2020. Dengan demikian Indonesia dapat mengembangkan Danau Toba sebagai kawasan ekowisata yang berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal dengan tetap menjaga kelestarian alam. Di sini ada pusat keragaman hayati dan juga warisan tradisi. Â
Oleh karenanya penunjukkan pemerintah untuk Danau Toba sebagai 10 Bali baru dan Destinasi Super Prioritas (DSP) Toba rasanya sudah pas. Dengan demikian bukan hanya Bali yang dikenal sebagai obyek wisata di Indonesia. Masyarajat dunia juga akan tahu bahwa Danau Toba adalah salah satu sumber peradaban dunia. Ia juga punya cerita menarik seperti Krakatau, Tambora juga Gunung Vesuvius 79 di Italia.
Gagasan untuk Mengembangkan Pariwisata Toba
Ya, tak cukup hanya dengan menggelar Festival Budaya Toba untuk merawat dan memelihara warisan Toba untuk dunia. Merawat warisan Toba di sini juga harus memerhatikan banyak sisi, dengan mengutamakan pemberdayaan masyarakat lokal, melestarikan lingkungan, berkelanjutan, dan juga berkolaborasi dengan banyak pihak.
Gagasan pertama adalah mengadakan lomba, baik lomba penulisan seperti yang diadakan oleh Kompasiana maupun lomba video yang diikuti masyarakat umum, termasuk para pelajar. Dengan adanya lomba tersebut, masyarakat tentunya mencari referensi dan informasi sebelum membuat karya tulis dan karya video. Tulisan dan video yang menarik dan lengkap bisa menarik para wisatawan baik lokal maupun mancanegarauntuk menjadikan Danau Toba sebagai salah satu destinasinya.
Gagasan kedua adalah membukukan. Buku adalah sebuah pustaka yang abadi. Ia bisa diwariskan. Sehingga membuat buku tentang semua hal tentang Toba, baik tradisi maupun kekayaan kulinernya akan menjadi sebuah harta dan warisan yang berharga bagi generasi mendatang. Â
Membentuk pusat dan sanggar seni seni adalah ide berikutnya. Tari Tor-tor, pertunjukan Sigale-gale, Â juga musik tradisional Gondang Batak dan ukiran Gorga adalah sesuatu yang sangat lekat dengan masyarakat Batak di Samosir. Sehingga patut dilestarikan dengan mengajak generasi muda dan mereka yang tertarik untuk belajar. Siapa lagi yang akan mewariskan kesenian ini jika bukan warga Indonesia sendiri. Sanggar seni juga bisa dilakukan secara virtual, sehingga mereka yang tinggal di Jawa juga bisa belajar tentang tari-tarian dan kesenian khas di kalangan masyarakat Toba.
Berikutnya adalah penelitian, simposium, dan konferensi. Ya, akademisi dan peneliti dari berbagai negara juga perlu dilibatkan dalam mengembangkan ekowisata, pemberdayaan ekonomi lokal, juga penelitian berkaitan dengan warisan tradisinya. Apalagi di sekitaran Danau Toba ada berbagai jenis tanaman endemik yang tak ada di tempat lain. Andaliman, misalnya. Ia salah satu rempah-rempah yang khas Sumatera Utara. Haminjon (Styrax paralleloneurum) alias kemenyan adalah tanaman yang khas di sana. Dulu tanaman ini harganya bisa melebihi emas. Dengan demikian konsep meeting, incentive, convention, dan exhibition (MICE)  di Indonesia Aja juga bisa berjalan lancar.
Berikutnya adalah tur dengan guide yang profesional. Guide ini dilatih agar mampu untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan memiliki wawasan yang cukup tentang budaya dan obyek wisata di Danau Toba. Tur wisata ini juga bisa dilakukan secara virtual sehingga masyarakat yang tidak bisa bepergian bisa merasai pengalaman seperti di sana.
Gagasan berikutnya adalah tentang jelajah kuliner Toba. Arsik dengan ikan mas adalah salah satu masakan yang terkenal. Dengan bumbu andaliman tentunya juga banyak olahan masakan yang bisa dihasilkan. Pemerintah daerah bisa mengundang chef terkenal seperti Chef Gordon Ramsay untuk belajar memasak dan membuat masakan unik di sana. Sehingga akan banyak masyarakat dunia yang tertarik untuk mengenal Toba dan bumbu rahasianya.