Ada serial baru animasi yang tayang di Netflix. Ada 12 episode dalam musim pertamanya. Judulnya adalah "Deca-Dence". Awalnya ceritanya adalah distopia dengan kehadiran monster yang menewaskan 90 persen manusia.Â
Oke awalannya tak jauh beda dengan distopia ala-ala "Attack on Titan" dan "Mortal Engines". Tapi episode kedua membuatku tercenung sambil mengolah informasi, apa yang sebenarnya disajikan dalam anime ini.
Tokoh utamanya adalah gadis penuh semangat bernama Natsume. Ia hidup di dunia yang kacau balau di mana manusia hanya tinggal sepersepuluhnya. Ada serangan makhluk raksasa yang disebut Gadoll sebagai penyebabnya.
Manusia yang tersisa tinggal di sebuah kota yang berada di dalam benteng yang bergerak. Benteng tersebut bernama Deca-Dence. Para pejuang yang melawan Gadoll disebut sebagai Gear warrior.
Natsume sangat ingin menjadi Gear warrior seperti ayahnya atau bekerja di Power yang membantu proses penumpasan dan pengolahan Gadoll. Tapi tak ada yang mau menerimanya. Selain karena sifatnya yang serampangan, lengannya juga cacat. Ia menggunakan lengan buatan.
Akhirnya ia menjadi petugas bagian pemeliharaan. Ia hanya seorang gadis tanker kelas bawah. Atasannya adalah Kaburagi, yang pendiam dan tegas.
Hari kesekian ketika mereka bertugas, ada serangan Gadoll. Rekannya yang sedang menjalankan tugas bersih-bersih terlempar ke lokasi pertarungan. Natsume juga ikut tergelincir. Saat itulah Kaburagi beraksi menyelamatkan semua anak buahnya dan mengalahkan semua Gadoll sendirian.
Natsume terkejut. Ia tak menduga atasannya memiliki kemampuan bertarung. Namun ada suatu rahasia besar yang disimpan oleh Kaburagi. Sebuah rahasia yang disimpan oleh sebagian Gear.
Sedikit spoiler dan kelokan yang mengejutkan
Ehem. Episode kedua langsung berhasil membuatku tertegun. Jalan cerita yang telah kupahami usai menyaksikan episode pertama, langsung tercerai-berai. Aku harus mencerna episode kedua ini baik-baik karena pikiranku 'kadung' menganggap episode pertama adalah dasar ceritanya.
Si penulis cerita anime ini, Hiroshi Seko, sungguh berani mempermainkan penonton yang telanjur mengira ceritanya adalah kombinasi "Mortal Engines" dan "Attack on Titan".Â
Oh tidak Hiroshi rupanya punya kejutan. Dan tak tanggung-tanggung kejutan itu langsung ia lontarkan pada episode kedua. Membuat semua prediksi penonton akan kelanjutan serial anime ini pun buyar.
Hiroshi sungguh cerdik. Ia tak membuat cerita distopia yang generik. Alih-alih memberikan cerita distopia pada umumnya, ia memberikan kelokan cerita yang segar sejak episode kedua. Perhatian-perhatian bagi kalian yang memprediksiksi ceritanya A atau B, kalian bakal kecewa.
Ya bagaimana tidak mengejutkan. Rupanya Kaburagi, atasan sekaligus mentor Natsume sebenarnya bukan manusia. Wujud manusianya hanyalah avatar. Ia aslinya adalah seorang cyborg. Bukan hanya ia, tapi sebagian Gear. Mereka semua avatar yang dikendalikan oleh cyborg di satu tempat.
Lalu apa tujuan cyborg tersebut? Mereka tak ada niatan membantu manusia mengalahkan Gadoll karena Gadoll hanya buatan sistem. Mereka hanya ingin mengalahkan Gadoll karena itu adalah permainan. Jika Gadoll tewas, mereka akan dapat poin. Mereka hanya ingin menjadi pejuang level atas.
Sayangnya tak ada manusia yang tahu siapa sebenarnya mereka. Berbeda dengan manusia, apabila avatar mereka terluka, maka mereka juga tak merasai apapun.
Bumi hanyalah tempat para cyborg melakukan simulasi permainan. Lantas bagaimana dengan nasib manusia yang riil? Apakah Natsume tahu ayahnya berjuang hingga tewas untuk sesuatu yang hanya sebuah 'permainan' bagi pihak lain?
film "Mortal Engines" dan selintas mengingatkanku dengan kastil penyihir dalam "Howl's Moving Castle"
Ini serial animasi yang fresh. Aku awalnya tercenung tapi kemudian tertawa ketika otakku sudah mengolahnya dan melanjutkan ke episode berikutnya. Oh iya aku suka dengan desain bentengnya, mirip dengan yang ada dalamSerial anime yang dibesut Yuzuru Tachikawa ini diproduksi oleh studio Nut. Dari hasil googling, rupanya bakal hadir musim keduanya pada tahun 2022.
Bagi yang suka film bergenre distopia dan film yang punya twist, maka film "Deca-Dence" ini bisa jadi pilihan tontonan yang segar dan juga mengejutkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H