Kabar duka dari Ebenz atau Eben alias Aries Tanto menyeruak di lini masa Twitter kemarin. Bagi penggemar musik metal Indonesia, ia bukanlah sosok asing. Ia adalah gitaris dan juga pendiri dari band metal, Burgerkill.
Berbicara tentang Burgerkill, mereka juga dikenal sebagai pengusung death metal dan metal core jika melirik gaya bernyanyi vokalis dan permainan musiknya. Aliran ini tak begitu populer di Indonesia namun punya basis massa yang kuat dan cenderung setia.
Burgerkill adalah band death metal Indonesia yang masih eksis saat ini. Mereka tak hanya memiliki fans di Indonesia, namun juga mancanegara. Selain mereka, ada juga band Deadsquad, Down for Life, dan Jasad yang juga kerap manggung ke berbagai negara.
Burgerkill sendiri dibentuk oleh Ebenz, Ivan, Dadan, dan Kimung pada tahun 1995. Mereka band asal Bandung beraliran metal yang sukses menarik perhatian label mayor, Sony Music Entertainment Indonesia. Dua album berada di bawah label mayor tersebut.
Band ini kaya prestasi. Mereka berhasil raih AMI Awards 2004. Album mereka, "Beyond Coma and Despair" pernah diganjar The Best Albums of The Year pada tahun 2006 oleh majalah Rolling Stones. Mereka juga pernah tur keliling Amrik dan tampil di ajang Wacken Open Air 2015 di Jerman juga Bloodstock 0pen Air di Inggris.
Aku sendiri baru benar-benar mendengarkan lagu Burgerkill ketika Ivan mengajak kolaborasi Fadly Padi dalam lagu "Tiga Titik Hitam". Baru kemudian aku mengikuti album-albumnya yang lain, termasuk ketika Ivan meninggal dan posisinya sebagai vokalis digantikan oleh Vicky.
Lagu "Tiga Titik Hitam" ini indah. Ia terasa megah, melodius, dan juga magis. Ada unsur spiritual dalam lagu ini jika kita memperhatikan bait-bait liriknya.
Intronya membuat tergelitik untuk mendengarnya. Aku langsung tertarik dan jatuh cinta kali pertama mendengarnya.
Lagu "Tiga Titik Hitam" ini dirilis tahun 2003 dan masuk dalam album "Berkarat". Lagu ini berhasil mengawinkan warna vokal dan gaya bernyanyi Fadly yang melodius dengan suara Ivan yang sangar khas vokalis metal.