Lalu kudengar suara seperti berbisik. Suara bergumam. Tidak suara mengobrol tapi jauh dan tak jelas.
Rupanya itu pohon-pohon yang berbicara. Aku tak takut dan menyapanya. "Permisi, selamat malam!"
Ini sebuah perjalanan malam yang fantastis. Aku berlari bersama seekor kucing. "Running with The Cat". Seperti judul lagu Aurora, "Running with The Wolves".
Ke mana Nero akan membawaku?
Di ujung hutan kutemui rumah-rumahan. Rumah dari bekas gerbong kereta. Isinya boneka. Ada boneka kelinci bernama Bun, boneka tikus Klik, dan boneka manusia bernama Yosi. Si boneka perempuan menyapaku dan mengajakku minum teh.
Aku memandang Nero. Ia mengangguk. Aku dan Nero menerima tawarannya.
Aku memasuki rumah bekas gerbong yang ditinggali tiga boneka tersebut. Perabotannya sederhana. Ada meja, bangku kecil, dan tiga ranjang yang terjajar rapi. Hanya ada itu, serta lemari mungil.
Boneka kelinci bernama Bun nampak senang mengobrol. Aneh. Aku paham kata-katanya. Ia bercerita tentang pohon ini dan gosip yang diketahuinya. Aku tak paham ceritanya. Ia bercerita tentang Faun yang suka menyantap roti isi seledri dan tomat tanpa berbagi. Jembalang di pohon willow yang suka menyembunyikan makanan dan sebagainya.
Lalu Nero mengajakku meneruskan perjalanan. Yosi dan kedua boneka, Bun dan Klik, ikut mengantarku ke luar rumah.
Di depanku hutan mulai sepi dan angjn terasa dingin. Ehm aku masih ingin di dalam rumah Yosi yang hangat.