Abel Makkonen Tesfaye alias The Weeknd adalah salah satu penyanyi pria yang banyak disorot tahun ini. Dengan perolehan tiga Grammy Awards, lima American Music Awards, dan 19Â Billboard Music Awards selama 12 tahun masa berkariernya di bidang musik, ia membuktikan dirinya adalah penyanyi yang bertalenta.Â
Ia sendiri meski agak jengkel kerap dibanding-bandingkan dengan Michael Jackson namun tak menampik bahwa dirinya terpengaruh oleh legenda musik pop tersebut.
Perjumpaanku pertama dengan The Weekend adalah tembangnya berjudul "I Feel It Coming" yang berkolaborasi dengan Daft Punk. Lagu ini dulu sering kudengar di radio.Â
Ketika mendengar lagu yang dirilis tahun 2016 dan masuk dalam album studio ketiga The Weeknd ini aku langsung teringat Michael Jackson. Dari segi suara, musik, dan gaya bernyanyi, seolah-olah Michael Jackson terlahir kembali dan menyanyikan lagu ini. Â
Pengaruh Michael Jackson begitu kental dalam dalam lagu ini. Seandainya pembawa acaranya menyebutkan lagu ini adalah lagu yang belum pernah dirilis Michael Jackson, mungkin aku bakal percaya saja.
Sejak itu aku penasaran dengan sosok penyanyi Kanada ini. Aku suka akan tembang dan suaranya. Lagunya berikutnya "Can't Feel My Face", jadi tembang favoritku selanjutnya.
Lagu "Can't Feel My Face" masuk dalam album kedua, "Beauty Behind The Madness". Suaranya yang merdu dan high pitch-nya yang indah juga jernih, juga mengingatkanku pada sosok Michael Jackson alias MJ.Â
Apalagi dalam video klip lagu ini, ia juga menari dengan lincah. Andaikata ia dapat julukan sebagai penerus Michael Jackson maka aku juga akan mendukungnya, karena ia memiliki musik dan gaya mirip-mirip dengan superstar tersebut.Â
Dalam album mixtape-nya, The Weeknd pernah melakukan cover lagu Michael Jackson berjudul "Dirty Diana". Memang sih mirip. Alhasil tak hanya aku yang merasa The Weeknd mirip dan terisnspirasi oleh Michael Jackson. Tak sedikit media yang membanding-bandingkan The Weeknd dengan Michael Jackson.Â
The Weeknd Bukan Michael Jackson
Sebenarnya julukan Michael Jackson newborn itu lebih banyak mengarah ke pujian karena Michael Jackson adalah megastar dan kualitas vokal juga gaya bernyanyinya sulit ditiru.Â
Tapi memang tidak enak juga apabila terus dibanding-bandingkan. Â The Weeknd juga merasa tidak nyaman dan tidak senang. Ia memang terinspirasi oleh kesuksesan Michael Jackson. Namun, ia bukan MJ. Ia juga punya ciri khas dan identitas tersendiri.
Dan The Weeknd berhasil membentuk identitasnya tersendiri. Warna suara dan gaya bernyanyinya selintas memang masih ada nuansa MJ-nya, namun lagu-lagu mereka berbeda. Nuansa jadul memang masih lekat di lagunya, namun itu juga menjadi ciri khasnya tersendiri.Â
The Weeknd memiliki banyak tembang hits sejak kemunculan album debutnya pada tahun 2013. Lagu-lagunya unik tak seperti lagu kebanyakan. Lagu hitsnya di antaranya "Starboy", "The Hills", "Party Monster", "Call Out My Name", "Earned It", "Save Your Tears", dan "Blinding Lights".Â
Coba dengarkan lagu dalam album anyarnya, "Save Your Tears" dan "Blinding Lights", kalian akan langsung jatuh cinta dengan kedua lagu ini. Kedua lagu ini kental dengan musik era 80-an dan musiknya mudah dinikmati oleh telinga.Â
Lagu ini banyak mendapat apresiasi dari para fans dan pecinta musik. Namun anehnya tak satupun dari kedua lagu tersebut maupun albumnya yang masuk nominasi Grammy Awards. Albumnya tahun 2020 tersebut juga laris manis dan mendapat penghargaan di American Music Awards dan Billboard Music Awards. Tak heran apabila the Weeknd merasa kecewa dengan Grammy Awards dan memboikotnya.
Kolaborasi dengan Musisi dan Penyanyi Lainnya
The Weeknd paling sering berkolaborasi dengan  Daft Punk, duo DJ asal Prancis. Keduanya sukses berkolaborasi dan menelurkan hits seperti"I Feel It Coming" dan "Starboy".Â
Ia juga pernah berkolaborasi dengan Calvin Harris ("Over Now"), Doja Cat ("You're Right"), Kendrick Lamar ("Pray for Me"), Ariana Grande ("Love Me Harder" dan "Save Your Tears", dan Lana Del Rey ("Lust For Love").
Selain Daft Punk, aku paling suka kolaborasinya dengan Lana Del Rey dan Ariana Grande. Lana Del Rey dijuluki diva era musik jadul, sehingga selera musik Lana dan The Weeknd selaras. Warna vokal Lana yang unik dan merdu berpadu serasi dengan The Weeknd dalam "Lust For Love". Kolaborasi yang apik, mudah-mudahan keduanya kembali berkolaborasi. Â Keduanya juga adalah musisi dan penyanyi bertalenta yang sayangnya kerap tak dilirik oleh juri Grammy.
Bersama Ariana Grande, The Weeeknd berkolaborasi dalam lagu "Love Me Harder" yang dirilis tahun 2014. Lagu ini sukses. Video klipnya juga telah ditonton lebih dari 720 juta kali. Suara Ariana yang tinggi juga serasi dengan suara merdu The Weeknd.Â
Mungkin melihat kesuksesan bersama Ariana, The Weeknd membuat dua versi lagu "Save Your Tears". Versi pertama dinyanyikannya sendiri dan yang kedua berduet dengan Ariana Grande. Lagu versi duet yang dirilis tiga bulan lalu rupanya juga sukses dan telah ditonton sekitar 119 juta kali.Â
Dalam lagu ini Ariana banyak bermain di nada-nada rendah, sebelum di paruh kedua memamerkan kemampuannya menguasai nada-nada tinggi. Jarang-jarang Ariana Grande bernyanyi di nada rendah, membuat lagu ini terasa unik.Â
Aku suka versi solo, namun lagu versi duetnya dengan Ariana juga bagus. Nagih untuk didengar lagi dan lagi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H