"Dirt Music" merupakan film Australia keenam yang kusimak dalam ajang Festival Sinema Australia Indonesia 2021 yang masih berlangsung hingga 27 Juni mendatang.Â
Film ini bergenre drama romantis. Dari segi cerita relatif biasa saja, malahan terasa hampa dan datar. Namun, latar panorama alam di film ini begitu memanjakan mata.
Cerita "Dirt Music" tak jauh-jauh dengan kisah percintaan yang umumnya ada di novel. Ia diangkat dari buku karya novelis kondang Australia, Tim Winston, berjudul sama.
Sebenarnya ceritanya menarik, tentang bertemunya mantan perawat bernama Georgie Jutland (Kelly Macdonald) dan pria mantan pemusik, Lu Fox (Garret Hedlund). Keduanya bertemu ketika Georgie berenang malam-malam di laut dan Lu hendak menangkap ikan.
Entah Lu lupa atau terpaksa, wilayah perairan tersebut sebenarnya dikuasai oleh Jim Buckridge (David Wenham), pasangan Georgie. Dengan menangkap ikan di sana maka kegiatannya bisa dimaknai menantang Jim. Jika ketahuan, hidupnya bisa berakhir.
Diselamatkan Visual dan Musik yang Indah
Aku tak suka dengan cerita-cerita dengan unsur perselingkuhan. Meskipun di sini Georgie digambarkan perempuan yang berjiwa bebas dan mengaku belum menikah secara resmi dengan Jim.
Meskipun Jim dikenal sebagai sosok menakutkan, tapi rasanya kurang pantas Georgie melakukan perbuatan seperti itu. Apalagi ia tak berupaya berpisah dengan Jim, tetap menikmati fasilitas dari Jim.
Aku tak merasa bersimpati dengan gambaran karakter Georgie yang nampak santai melakukan perselingkuhan, meskipun sosok masa lalunya diceritakan menarik. Ia begitu bebas dan menikmati hidup.Â
Georgie bercerita dulu ia sering melaut dan bepergian hingga tiba ke Pulau Bali dan bertemu Jim di sana. Ia juga pernah terdampar cukup lama di sebuah pulau. Pulau Coronation, namanya.
Sepanjang film yang dibesut oleh Gregor Jordan, para tokohnya mengalami perkembangan karakter. Sosok Georgie, Lu, dan Jim mengalami pendewasaan.
Hanya entah kenapa film ini terasa hampa dan datar. Emosinya kurang tersampaikan. Interaksi para pemainnya juga terasa berjarak.
Oleh karena judulnya ada unsur musiknya dan sosok Lu adalah pemusik maka film ini banyak dihiasi lagu-lagu. Tembangnya ringan, liriknya keseharian, namun mudah sekali diterima oleh telinga.
Tak heran bila Craig Amstrong, komposer dalam film ini meraih nominasi penghargaan Australian Academy of Cinema and Television Arts 2020 Â untuk kategori Best Scoring.
Selain skoring, yang berkesan ketika menyaksikan film ini adalah keindahan panorama alam Australia Barat, dari pantai, daerah pesisir, pasir putih, di antaranya di Kimberley, Perth dan Esperance, juga  Pulau Coronation.Â
Oh iya ada info menarik tentang Pulau Coronation ini. Pulau dengan pasir putih ini banyak ditumbuhi semak-semak, pohon Baop, dan pohon sagu. Juga ada tempat seperti mushola kecil dari pelaut Makassar dulu. Ini jadi bukti betapa hebatnya pelaut Makassar hingga bisa tiba di pulau-pulau nun jauh.
Oh iya ada sosok David Wenham di sini sebagai Jim. Ia dulu terkenal sebagai pemeran Faramir dalam "The Lord of The Rings". Bila sebagai Faramir, ia nampak sebagai panglima yang tegas namun nampak kalem, di sini ia jadi sosok Jim yang bengis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI