Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Teladan Seorang Pemimpin dari Sang Nabi dan Sahabat

3 Mei 2021   23:24 Diperbarui: 4 Mei 2021   00:05 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada banyak sikap perilaku yang bisa diteladani dari Nabi Muhammad dan para sahabat Nabi (sumber gambar: Surya-Tribunnews.com)


Ketika kami masih kecil, acara yang kami tunggu-tunggu selama mengaji di masjid adalah mendengarkan dongeng seputar kehidupan para Nabi dan sahabat Nabi Muhammad SAW. Sebagian cerita sudah pernah kubaca di buku "25 Rasul" punya Ibu, tapi tetap saja aku suka mendengarkannya. Lewat mendongeng, ceritanya jadi lebih hidup.

Cerita yang sering kudengar adalah teladan sebagai pemimpin dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabat nabi. Cerita ini membekas hingga saat ini.

Pemimpin yang Sederhana dan Tidak Memanfaatkan Jabatannya untuk Memperkaya Diri
Ketika memimpin umat Islam, Nabi Muhammad tetap hidup sederhana. Beliau tidak memanfaatkan posisinya untuk memperkaya diri. Penampilannya juga tetap sama, tidak nampak bermewah-mewah.

Kesederhanaan adalah salah satu hal teladan yang nampak dalam perilaku dan keseharian Nabi Muhammad SAW. Rumah Nabi tidaklah luas dan tidak megah.

Berdasarkan informasi dari website Islamtics, ada replika rumah Nabi di Jedah yang dibuat bersumberkan hadits. Di replika tersebut terlihat rumah Nabi hanya beratap daun palem dan berdaun pintu dari tirai.

Bersantapnya juga sederhana dan secukupnya. Pada suatu ketika berdasarkan hadits seperti yang diriwayatkan oleh Muslim dan at-Tirmidzi, Aisyah RA bercerita keluarga mereka pernah hanya menyantap air dan kurma selama sebulan.

Sahabat Nabi, Abu Bakar Ash-Shiddiq juga dikenal sebagai pemimpin yang sederhana dan tidak memanfaatkan posisinya untuk bermewah-mewah. Bahkan pada enam bulan kepemimpinannya sebagai Khalifah, ia tak menerima gaji sama sekali.

Ketika kemudian Abu Bakar mendapatkan gaji, ia merasa jumlahnya terlalu banyak. Ia kembalikan separuh gajinya karena dirasanya dengan separuh gajinya sudah cukup untuk menghidupi keluarganya.

Kisah lainnya pemimpin yang sederhana adalah sahabat Nabi yang bernama Salman Al-Farisi. Ia adalah sahabat Nabi dari Persia yang mengusulkan dibuatnya parit pada Perang Khandaq.

Ketika Salman Al-Farisi menjabat sebagai pemimpin kota Madain, Persia, ia juga tetap berkelakuan sederhana. Gajinya digunakannya untuk membantu fakir miskin, ia tak mengambilnya sama sekali untuk keperluannya.

Pemimpin yang Peduli
Nabi Muhammad dikenal sebagai pemimpin yang dermawan, peduli kepada umatnya, dan juga peduli kepada lingkungan dan alam sekitarnya. Nabi menganjurkan kepada umatnya untuk gemar bertanam dan berhemat air. Beliau juga melarang menebang pohon secara sembarangan.

Ada sebuah hadits riwayat Imam Bukhari yang menyatakan "Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang, melainkan menjadi sedekah baginya."

Teladan dari seorang pemimpin yang peduli juga didapatkan dari kepemimpinan
Umar bin Al-Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza bin Riyaah Al-Quraisy. Beliau adalah sahabat Nabi dan Khalifah kedua setelah Abu Bakar.

Umar bin Khattab selama memerintah kerap  'blusukan'. Ia melakukannya karena ia ingin tahu kondisi sebenarnya rakyat yang dipimpinnya.

Suatu ketika ia melakukan blusukan ke sebuah kampung yang terpencil. Di salah satu gubuk, ia mendengar suara isak tangis.

Ia mendekati gubuk tersebut dan mengucapkan salam. Di dalam gubuk, ada seorang janda yang sibuk memasak dan anak perempuan yang sedang menangis.

Rupanya yang sedang dimasak si ibu adalah batu yang direbus. Ia berpura-pura memasak agar anak perempuannya terhibur, sementara ia tak punya apa-apa untuk dimakan. Ia juga tak punya harta untuk ditukarkan dengan bahan makanan.

Sebagai seorang khalifah, Umar merasa sedih dan gagal karena masih menjumpai rakyatnya yang kelaparan. Ia pun kemudian segera mengangkut gandum dengan tangannya sendiri untuk diberikan kepada si ibu tersebut.

Kisah-kisah kepemimpinan dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabat bisa menjadi teladan hingga saat ini. Menjadi pemimpin adalah amanah, sehingga perlu dilaksanakan sebaik-baiknya. Sebenarnya masih banyak lagi perilaku dan keseharian dari Nabi dan para sahabat yang bisa diteladani.

Berperilaku sederhana dan peduli kepada sekeliling hanyalah dua dari sejumlah suri tauladan lainnya. Namun dua karakter tersebut rasanya sulit diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari pada masa kini, apalagi ketika menjadi seorang pemimpin.

Kekayaan dan kekuasaan adalah godaan yang besar, sehingga pemimpin yang bisa tetap amanah, tidak sibuk mengumpulkan kekayaan dari jabatannya, dan peduli kepada sekelilingnya adalah sosok pemimpin yang dirasa ideal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun